google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0
HeadlineLahatSumsel

YLKI LAHAT MINTA PROFIL PENERIMA SUBSIDI PLN DIPUBLIKASIKAN

Sumateranews.co.id, LAHAT- Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya Sanderson Syafe’i, ST SH mengatakan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus terbuka kepada masyarakat soal penerima subsidi listrik untuk golongan 450 dan 900 volt ampere.

Ia meminta agar PLN menggungah data profil penerima subsidi agar masyarakat bisa melihat apakah subsidi tepat sasaran atau tidak. Juga disebutkan alasan atau kriteria penerima subsidi yang dimaksud agar masyarakat jelas dan tak menimbulkan tanda tanya.

“Saya usulkan memastikan tepat sasaran dengan memberikan ruang lebih luas, yaitu kontrol masyarakat,” kata Sanderson di sela Acara HUT ke-71 Bhayangkara Halaman Polres Lahat, Senin (10/7/2017).

Sanderson berharap dengan mempublikasikan nama-nama penerima subsidi agar kontrol masyarakat efektif. Misalnya, jika tetangganya menerima subsidi padahal profilnya dianggap golongan mampu, maka bisa mengajukan komplain.

“Subsidi kan dari bayar pajak. Pembayar pajak ingin memastikan alokasinya tepat sasaran. Kan tidak terlalu sulit mem-publiskannya,” cetus Sanderson.

Di samping itu, PLN juga wajib memberi penjelasan detail ke masyarakat mengenai alasan pemangkasan subsidi bagi golongan 900 VA.

Berdasarkan pengkajian dan evaluasi pemerintah, dari sekitar 23 juta penerima subsidi, sebanyak 18 juta lebih di antaranya tergolong memiliki kemampuan dari segi ekonomi. Hanya sebagian kecilnya yang benar-benar perlu dibantu dengan subsidi.

“Menurut saya, pastikan bahwa yang subsidinya dicabut dia punya daya beli yang lebih,” kata Sanderson.

Agar pencabutan subsidi dirasa tidak terlalu memberatkan, masyarakat perlu diedukasi bagaimana menghemat listrik.

Sanderson mengatakan, pemerintah punya pekerjaan rumah untuk mengimbau masyarakat menekan pengeluaran untuk listrik.

Ia menyadari, pencabutan subsidi akan sangat terasa bagi konsumen karena antara tarif normal dan subsidi perbedaannya hampir 100 persen.

“Harus ada profiling pelanggan yang (subsidinya) dicabut, apakah dengan peningkatan belanja listrik akan berpengaruh pada hal lain. Mestinya ketika pemerintah memutuskan mencabut subsidi dalam periode singkat, ada financial check up kira-kira sanggup tidak dia,” tegas Sanderson.

Laporan : Novita/Idham

Editor : Imam Ghazali

Posting : Andre

google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button