google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0
HeadlineOgan IlirPendidikanSumsel

SMPN 1 INDRALAYA KOMITMEN JAGA KEBERSIHAN

Sumateranews.co.id, INDRALAYA- Sejak meraih penghargaan Adiwiyata pada 12 Juli lalu dari Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin di GOR Jaka Baring Palembang, maka hingga kini SMP Negeri 1 Indralaya tetap komitmen menjaga kebersihan.
Penghargaan yang diterima SMP Negeri 1 Indralaya memang patut dibanggakan. Sebab tidak semua sekolah di Sumsel ini mendapatkannya. Apalagi penghargaan Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup RI dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Menurut Kepala SMP Negeri 1 Indralaya Erika Nirwana S.Pd M.Si, untuk mendapatkan Adiwiyata Mandiri perlu tahapan yang harus dipenuhi. Minimal pihaknya sudah pernah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional. “Tak mudah dalam berkomitmen menjalankan program lingkungan ini. Apalagi basisnya sudah tingkat nasional, banyak yang perlu diperbaiki dan ditata, juga penerapan kebersihan lingkungan pada siswa,” ungkapnya kepada media ini, Selasa (18/7).
Butuh sangat besar memperjuangkan program tersebut karena terlalu rumit dan sulit untuk dijalankan. Namun ternyata, siswa dan guru sangat semangat dalam mendukung dan menjalankan program ini. “Akhirnya kita putuskan untuk terus melanjutkan program adiwiyata ini. Ternyata siswa jauh lebih semangat dalam menyiapkan data dan lainnya untuk menuju adiwiyata mandiri,” paparnya.
Sebab, untuk bisa ikut program Adiwiyata Mandiri harus bisa memenuhi 4 poin yang dijabarkan menjadi 33 indikator. Semuanya harus bernilai lebih dari 75.

Poin pertama yakni kebijakan berwawasan lingkungan. Sekolah harus membuat kebijakan kegiatan yang berwawasan lingkungan. Selain itu, visi misi pun harus menuju ke lingkungan. “Sekolah juga harus menjalankan kurikulum berbasis lingkungan. Dalam pembelajaran harus menerapkan lingkungan. Guru memberikan pengajaran pada siswa dengan dikaitkan kepada lingkungan, hasil karyanya pun berbasis lingkungan,” tuturnya.

Sebagai contoh, pelajaran matematika yang biasa belajar mengenai rumus-rumus saja, kali ini dikaitkan dengan lingkungan. Misalnya saat ada materi himpunan, dicontohkan ada himpunan sampah organik dan non organik, kemudian dipilah dan dihitung kembali. Sehingga ada unsur lingkungannya, walaupun dalam pelajaran matematika.
“Selain itu pelajaran PKN, mereka bisa bermain sosio drama, misalnya tentang kemerdekaan, sewaktu mereka bermain sosio drama, alat alatnya itu memakai tutup kepala atau baju yang terbuat dari bahan-bahan bekas,” papar Nirwana.

Erika Nirwana menjelaskan, di semua pelajaran yang ada, harus terdapat soal lingkungannya, namun tidak seluruh tema. Minimal dalam satu semester mereka bisa mengaitkannya pada lingkungan beberapa kali.

Selain dimasukkan kedalam pelajaran, mereka juga mengomunikasikannya melalui media. Misalnya mading, facebook, blog, website, dan lainnya. “Hal ini dimaksudkan agar tidak hanya kita saja yang tau tentang lingkungan, hal ini harus diketahui orang lain. Dengan memposting hasil lingkungan di media, maka dapat memberikan ilmu kepada orang yang melihat media tersebut,” tandasnya.

Laporan : H. Sanditya Lubis
Editor : Imam Ghazali
Posting : Andre

google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button