Bangka BelitungOlahragaSecond Headline

Silat Asli Bangka ‘’Pulau Kelapa’’ Gelar Ujian Kenaikan Tingkat

Sumateranews.co.id, BANGKA- Perguruan persilatan “Pulau Kelapa” Kabupaten Bangka menggelar ujian kenaikan sabuk atau tingkat yang berlangsung di Taman Kota Sungailiat, Minggu (17/3).

Dedy Setiadi selaku Ketua Perguruan Pulau Kelapa mengatakan bahwa dari tingkat dasar persilatan ada kenaikan tingkat yakni di sabuk putih.

Sebelum kenaikan sabuk putih, murid persilatan tersebut diberikan latihan fisik terlebih dahulu dan memperagakan dengan jurus-jurus yang mereka pelajari selama ini.

Selanjutnya diadakan pengujian dari guru persilatannya. Jika murid tersebut baik/bagus dalam memperagakan jurus-jurusnya maka pihaknya akan naikkan sabuk/pangkatnya.

Jika belum juga baik dalam memperagakan jurus-jurus persilatan Pulau Kelapa maka murid tersebut akan terus mengulanginya.

Murid persilatan Pulau Kelapa sebanyak 40 lebih dan beralamat  di Kampung Nelayan 1, Gang Bubu RT 04 Sungailiat.

Menurut sejarah, Persilatan Pulau Kelapa ini berasal dari Daerah Lempar Ponggok tahun 1928 dan ditelusuri lagi aslinya berasal dari Daerah Baturusa Merawang.

Diketahui dua (2) sesepuh adik-beradik perguruan Pulau Kelapa yakni M. Amin (abang) dan M.Aziz (adik).

Pihaknya mengikuti jejak M. Amin dan makamnya ada di daerah Terak Teru sedangkan M. Aziz berlayar sampai ke Belitung, sembawa dan daerah lainnya.

Budi Firmansyah selaku pembina persilatan Pulau Kelapa mengatakan bahwa Persilatan ini asli Bangka dengan Jurus andalan/unggulan yang disebut Bebes Bawah atau Sapuan Bawah.

Persilatan ini banyak mengikuti berbagai kejuaraan seperti KONI cup, PON, dan kejuaraan Porprov kemarin mendapat 3 piala emas.

Di samping itu dirinya sempat melatih silat Pulau Kelapa ini di luar Bangka tahun 2007 sampai 2008 yakni di Yaman.

Budi berharap semoga dapat melestarikan budaya terutama budaya local. ‘’Jangan sampai kalah untuk bersaing dengan budaya dari luar yang setidaknya mempertahankan budaya Bangka tentunya. Sehingga dapat terus membina anak-anak muda, dari usia dini yang bermula dari TK, SD, dan seterusnya untuk hal positif,’’ pungkasnya.

 

Laporan           : Suyanto

Editor/Posting  : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button