Lampung

Serukan Anti Narkoba, Granat Lampung Siap Berikan Reward

Sumateranews.co.id, LAMPUNG – ZEBE Center menggelar Weekend Discussion  dengan Tema  Generasi Cerdas Tanpa Narkoba yang digelar di Aula Sekolah Global Surya Bandar Lampung, Sabtu (11/11/2017) sore.

Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan penting tersebut, Ketua DPD Granat Provinsi Lampung H. Tony Eka Candra, Mantan Kapolda Lampung Irjen Pol. DR. Ike Edwin, Wadir Narkoba Polda Lampung AKBP Sikumbang, dan Ketua GANN Muhammad Fajari.

Dalam pemaparannya, Ketua DPD Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Provinsi Lampung H. Tony Eka Candra mengupas habis dan merasa prihatin, bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran empuk pasar besar peredaran dan perdagangan narkoba di dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengguna hingga akhir tahun 2016 yang mencapai 18 ribu orang meninggal dunia sia-sia setiap tahunnya.

“Granat Provinsi Lampung akan memberikan Reward, kepada kampung di Provinsi Lampung yang bebas dari peredaran gelap dan pengguna narkoba, sebagai salah satu motivasi dan seruan Granat melawan musuh bangsa, musuh negara dan musuh umat manusia,” tegas Tony saat memberikan materi dalam Weekend Discussion di Sekolah Global Surya Bandar Lampung dengan tema Generasi Cerdas Tanpa Narkoba, Sabtu (11/11) sore.

Tidak hanya itu saja, pada Hari Anti Narkoba (Hani) mendatang, Granat juga akan memberikan penghargaan Granat Award kepada Mantan Kapolda Lampung Irjen. Pol. DR. Ike Edwin yang dianggap Tokoh Nasional yang peduli terhadap pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkoba dengan membentuk Satgas Anti Narkoba hingga di tingkat desa pada saat menjabat sebagai Kapolda Lampung lalu.

Tony yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Lampung ini menjelaskan, jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi, dan sabu, yang menyasar pada kelompok yang awalnya hanya mencoba pakai terutama kelompok pelajar, mahasiswa, dan kelompok pekerja usia produktif.

Memang bisnis haram ini sangat menggiurkan bagi sekelompok tertentu karena perputaran uang yang sangat besar. Hal ini sesuai dengan hukum pasar, permintaan semakin besar mengakibatkan suplay yang semakin besar pula.

Sebab itu, Pemerintah sudah menabuh genderang perang untuk mencegah dan melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang belakangan ini terus mengalami peningkatan, bahkan penggunanya pun semakin beragam, lintas usia dan lintas profesi.

“Indonesia saat ini sudah bukan lagi darurat narkoba, tetapi sudah bencana narkoba,” cetus Tony di hadapan para audiens yang terdiri dari para Pelajar, OKP, dan Ormas tersebut.

Menurutnya, meningkatnya penggunaan narkoba di Indonesia, karena kurangnya pemahaman tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri, dibarengi dengan kurangnya kepedulian masyarakat, dan terkadang aspek penegakan hukumnya pun masih lemah dan tidak berpihak pada rasa keadilan masyarakat.

Melihat kondisi tersebut, Tony yang juga Ketua PD VIII FKPPI Provinsi Lampung ini menilai Pemerintah pun dianggap gagal untuk mencegah masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.

“Begitu banyaknya pintu masuk yang tidak resmi, terutama dari jalur laut, karena luasnya bentangan pantai di Indonesia, hingga banyak yang tidak terpantau oleh aparat penegak hukum kita, bisa masuk dari pelabuhan-pelabuhan tikus yang jumlahnya sangat banyak,” terangnya.

Pemegang sabuk hitam (DAN VI) Karateka ini mengatakan, pengguna narkoba saat ini, sekitar 5,9 juta jiwa, 22 persen di antaranya adalah para pelajar dan mahasiswa calon penerus generasi bangsa, sebagian lagi masih dalam usia produktif. Pecandu narkoba tersebut sebagian kecil saja yang dapat pulih kembali kepada kehidupan normal, karena sebagian berakhir idiot dan menjadi beban keluarga, beban masyarakat sekaligus beban negara, bahkan banyak yang menunggu kematiannya.

“Setiap hari 50 orang mati sia-sia karena narkoba, bahkan mencapai 18 ribu orang setiap tahunnya,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, diperlukan metode yang masif terpadu dan berkesinambungan. dalam rangka mencegah kejahatan, peredaran gelap, dan penyalahgunaan narkoba, selain itu juga dibutuhkan sinergi, peran aktif dan pendayagunaan seluruh komponen dan potensi bangsa, serta dukungan dan partisipasi dari segenap lapisan masyarakat dalam menghadapi bencana narkoba, menuju Indonesia yang sehat dan bebas narkoba.

Menurutnya, ada empat metode yang harus dilakukan secara bersamaan. Pertama Preemtif, dengan melakukan cegah dini untuk menyampaikan informasi yang seluas luasnya kepada masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, agar timbul kesadaran untuk tidak menggunakannya, upaya ini biasa disebut “KIE” Komunikasi, Informasi, dan Edukasi.

Kemudian prefentif, yaitu upaya mencegah masuknya barang haram narkoba ke Indonesia, baik melalui jalur darat, bandara, pelabuhan, dan pintu-pintu masuk pelabuhan tikus di sepanjang bentangan pantai yang ada di Indonesia.

“Kurangnya aparat penegak hukum, bisa dilakukan upaya dengan melibatkan partisipasi dan dukungan masyarakat,” imbuhnya.

Upaya prefentif ini juga dapat dilakukan dengan cara razia secara berkesinambungan terhadap tempat-tempat yang rentan dan biasa dijadikan tempat transaksi narkoba.

Kemudian represif, yaitu upaya penegakan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, di dalam upaya ini harus ada sinergi dan konsistensi antara Kepolisian, BNN, Jaksa serta Hakim dalam menegakkan Hukum.

“Para produsen, sindikat, bandar dan pengedar narkoba yang merupakan musuh bangsa dan musuh negara sekaligus musuh umat manusia, harus dihukum seberat-beratnya dengan hukuman mati, hal ini dilakukan agar menjadi efek takut bagi yang ingin mencoba menjadi bandar atau pengedar narkoba” jelasnya lagi.

Terakhir rehabilitasi, upaya ini dilakukan bagi para pecandu, yang sudah ketergantungan terhadap narkoba, metodenya dengan rehabilitasi medis, psikis dan sosial. Upaya ini harus dilakukan terpadu dan terintegrasi.

Tony yang juga Sekretaris Komisi III DPRD Lampung ini meyakini, dengan metode tadi apabila dilakukan secara masif, terpadu, dan berkesinambungan serta didukung oleh segenap komponen dan potensi bangsa dan masyarakat, maka peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika ini semakin hari, akan semakin kecil.

Ketua DPC Organda Bandar Lampung ini juga mengajak kepada segenap lapisan masyarakat serta komponen dan potensi bangsa untuk turut serta membantu pemerintah dan aparat penegak hukum. Karena tanggung jawab terhadap pemberantasan peredaran gelap dan penyalagunaan narkoba ini, bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat penegak hukum semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab segenap komponen dan potensi bangsa serta masyarakat Indonesia.

“Jika semua lapisan masyarakat serta segenap komponen dan potensi bangsa bersatu padu dalam mencegah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba, maka masuknya barang haram tersebut dapat dicegah, dan akan mempersempit ruang gerak para pengedar dan bandar narkoba, Sehingga cita-cita Indonesia yang sehat dan bebas narkoba dapat diwujudkan,” pungkasnya.

Laporan            : Dedy

Editor/Posting   : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button