google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0
AdvertorialBanyuasinHeadlineSumsel

Ribuan Warga Hadiri HUT ke-72 RI di Banyuasin

Sumateranews.co.id, BANYUASIN – Momen upacara HUT RI memang amat sakral. Karena hal itu merupakan salah satu perwujudan untuk menghargai jasa para pahlawan bangsa.

Khusus di Kabupaten Banyuasin Sumsel, Kamis (17/8) Upacara Bendera HUT ke-72 RI tahun ini dihadiri ribuan peserta, mulai para pejabat hingga warga. Apalagi sebelum pelaksanaan upacara, tampilan  teaterikal peperangan pejuang Banyuasin dan penampilan para polisi cilik mampu memukau para peserta upacara yang memadati halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuasin.

Saat upacara berlangsung dipimpin Plt Bupati Banyuasin, Ir SA Supriono juga berlangsung khidmat, lancar, dan sukses. Tak kalah memukaunya adalah tampilan para paskibraka Banyuasin yang dengan disiplin yang tinggi berhasil mengibarkan bendera merah putih dalam upacara itu. Amat terasa, bagaimana para peserta dibuat terharu saat menyaksikan pengibaran bendera merah putih yang langsung berkibar gagah, seolah ingin menggemakan kesatuan  NKRI yang terus terjaga.

Plt Bupati Banyuasin, Ir SA Supriono dalam amanatnya antara lain mengatakan bahwa hari kemerdekaan ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan.

“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa, jangan mudah percaya dengan isu yang dapat memecah belah bangsa,” tegas Supriono.

Sementara itu salah satu Veteran yang merupakan pejuang Banyuasin, Purnawirawan Kopral H Syamsudin (84) mengatakan jika pertahanan Langkan yang diceritakan dalam teaterikal itu, merupakan pertahanan terkuat pada waktu itu. Dan salah satu tentara Jepang yang nama panggilannya Yusuf adalah orang yang membantu dalam pertahanan melawan penjajah Belanda.

“Ya Monumen Front Langkan itulah tempat mengenang pejuang kita, tiga pejuang gugur dari 1000 pejuang yang mempertahankan Banyuasin,’’ cetusnya.

Selain itu, masih diceritakannya, nama Setan Langkan adalah julukan dari Belanda untuk Komandan perang Letnan Satu Kusim Hidayat dari Bataliyon II TRI yang sangat ditakuti oleh penjajah saat itu.

“Dulu Tentara Rakyat Indonesia (TRI) namanya dan barulah berganti TNI. Kalau saya dulu dari Laskar Hisbullah dan tahun 1948 baru Jadi TNI di Agresi II,” tambahnya.

Dirinya berharap para penerus bangsa ini dapat berperilaku yang baik dan tetap semangat untuk kerja.

“Tetap semangat dan isi kemerdekaan dengan ter   us bekerja,’’ tandasnya. (Adv/Al Dafit)

google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button