Punya Bandwith 30 MB, Internet Pemkot Lemot
Sumateranews.co.id, PRABUMULIH – Untuk mengakses internet di Kantor Pemkot Prabumulih belakangan ini begitu lambat alias lemot. Sehingga banyak dikeluhkan oleh sejumlah pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan mengakses website/internet dalam menunjang pekerjaan mereka di pemerintahan.
Ternyata, layanan internet yang terpusat di Dinas Komunikasi dan Informatika yang berada di lantai 3 gedung Pemkot Prabumulih tersebut diketahui ternyata hanya memiliki bandwith sebesar 30 Mbps Internasional dan 17 Mbps Domestik atau senilai Rp 858.400.000, jauh dari jumlah idealnya setahun sebesar 100 MB atau membuntuhkan paling tidak anggaran sebesar Rp 1,5 milyar per tahunnya.
“Internet lemot seperti ini sudah berbulan-bulan dek, susah kalau mau ngakses ke websitenya. Sedangkan pekerjaan dinas sekarang ini tak lepas untuk mengharuskan kami mengakses ke internet setiap harinya coba,” ungkap Amri, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di antara pegawai lain mengeluhkan kondisi itu di Lingkungan Pemkot Prabumulih yang dibincangi belum lama ini.
Akses internet yang lemot itu menurut dia, sering terjadi terlebih pada jam-jam kerja dalam setiap harinya. Sedangkan di saat waktu jam akan pulang kerja atau sore harinya wifi internet mulai kembali normal. “Mungkin juga karena kapasitas pemakaian sudah tidak sebanding lagi dengan yang disediakan pemerintah jadinya kondisi sekarang seperti ini,” kata dia seraya mengaku sangat mengganggu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dinasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ericka SPd yang merupakan pegawai PNS lainnya di Pemkot Prabumulih tersebut yang menuturkan jika dengan kondisi akses internet yang lambat itu membuat pihaknya harus merogoh kantong untuk menganggarkan biaya tambahan untuk mencukupi kebutuhan dalam menyelesaikan tugas dinas mereka dalam mengakses internet tersebut.
“Iya memang betul sekarang ini internet di Pemkot sering lemot hampir setiap harinya. Kalau kami dinas harus beli paket internet sendiri untuk akses website pemerintahan, kalau cuma mengandalkan wifi internet Pemkot sudah tidak sanggup lagi, bisa-bisa banyak pekerjaan kami yang tertundalah,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Abdul Rasyid melalui Kabid Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pemkot Prabumulih, Daud Amri SH ketika dikonfirmasi juga tak menampik. Ia pun menyebutkan jika pihaknya selama ini dalam setahun bekerja sama dengan pihak PT Sakti Putra Mandiri yang hanya memiliki bandwith sebesar 30 Mbps Internasional dan 17 Mbps Domestik atau senilai Rp 858.400.000. “Kondisi internet kita sekarang ini memang seperti itu,” beber Daud akhir pekan kemarin.
Lebih lanjut disampaikan Daud, untuk mengatur penggunaan bandwith tersebut, pihaknya harus mampu untuk mengatur penggunaan bandwith yang terbatas itu agar tetap bisa dipakai serta bisa teliti mengatur-atur waktu jam operasi dalam tugas kedinasannya.
“Dan untuk jumlah bandwith itu dibagi-bagi menggunakan layanan internet itu ke 27 dinas-dinas, ada yang hanya 1 Mbsp dan lebih seperti dinas kependudukan, kepegawaian itu butuh besar sampai 5 Mbps. Belum termasuk instansi vertikal seperti Polres 6Mbps, pengadilan 2Mbps dan instansi lainnya,” jelasnya.
Sehingga untuk bisa mengoptimalkan dalam akses internet Pemkot Prabumulih ini, sambung Daud, minimal jumlah idealnya bandwith yang dibutuhkan setiap tahunnya minimal sebesar 100 Mbps Internasional maupun 100 Mbps Domestik atau senilai anggaran Rp 1,5 milyar.
“Melihat kondisi saat ini, idealnya sih ya kita seharusnya punya bandwith 100 Mbps minimal satu dinas itu harus dua IP Adress yang membutuhkan 2 Mega dengan dikalikan 27 dinas maupun pelayanan internet di instansi-instansi yang lain ikut ke kita,” tandasnya.
Laporan : Fadli
Editor : Imam Ghazali
Posting : Andre