Prihatin, Begini kondisi Sungai Musi Sekarang!!
Kelompok 3 IKM A: Kaisa Davina Maharani, Lian Tarina, Mardhotillah Fathonatuzzahra, Rizka Eka Putri, Sasmita Apriani
SUNGAI Musi merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera, dengan panjang sungai mencapai 750 km yang terletak di kota Palembang. Di sepanjang sungai Musi terdapat pemukiman penduduk, karena Sumatera Selatan termasuk wilayah lahan basah, khususnya di wilayah pesisir sungai Musi rata-rata perumahan penduduknya berupa rumah panggung dan rumah rakit. Aktivitas masyarakat di pesisir sungai Musi sebagian besar masih bergantung pada sungai Musi, terutama dari segi ekonomi. Masyarakat pesisir sungai Musi sebagian besar masih belum menyadari dampak sampah dan limbah domestik yang sengaja mereka buang ke sungai akan berdampak luas pada kehidupan orang banyak, terbukti dari masih banyaknya ditemukan sampah plastik, limbah domestik, dan limbah industri di sungai Musi. Dilansir dari laman infopublik.id, kondisi anak sungai Musi berada pada ambang batas yang mengkhawatirkan. Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang Akhmad Mustain, Rabu (21/12/2022). Pencemaran yang dilakukan oleh masyarakat seperti pembuangan sampah plastik, limbah domestik dan limbah industri akan berdampak buruk bagi masyarakat dan biota perairan di sungai Musi dan kasus pencemaran ini mendapat perhatian khusus baik dari pemerintah serta masyarakat.
Kondisi Sungai Musi akhir-akhir ini tercemar sampah plastik dan dikotori sampah organik dari berbagai aktivitas masyarakat dan industri di sepanjang daerah aliran sungai. Berdasarkan data DLHK Palembang, aktivis lingkungan, dan sumber lainnya, terdapat sekitar 91 ton sampah mencemari Sungai Musi setiap harinya.
Sungai Musi jantung Palembang, kini semakin terancam oleh perilaku sembarangan membuang sampah. Buang sampah di Sungai Musi, berdampak serius bagi kehidupan sehari-hari Sampah-sampah ini mengancam kebersihan air, nyawa ikan, dan kesehatan warga. Air yang dulu segar kini tercemar oleh plastik dan limbah rumah tangga. Akibatnya, ikan-ikan di sungai ini terpapar racun, membahayakan konsumsi kita. Baunya yang tak sedap juga mengganggu masyarakat sekitar.
“Agar masa depan kito dak sengsaro, payo idak buang sampah di sungai!” Masa depan lingkungan kita, ada pada diri kita sendiri. Jika kita menjaga lingkungan dengan baik, misalnya : tidak membuang sampah sembarangan, menanam tanaman disekitar pekarangan rumah, mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yg bermanfaat, tidak membakar sampah, dan lain-lain. Maka lingkungan kita akan terus dalam keadaan baik-baik saja, sehingga anak cucu kita nanti dapat menjalankan kehidupan dengan baik di masa depan.
Dalam pengolahan sampah penting sangat penting untuk memilah atau mengelompokkan sampah menjadi sampah organik, sampah anorganik, sampah B3 dan sampah elektronik serta memberi label sebelum membuangnya. Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 5R dan zero waste. Dimana penerapan prinsip 5R terdiri atas Reduce (Mengurangi sampah), Reuse (Menggunakan Kembali), Recycle (Mendaur ulang sampah anorganik), Replace (Mengganti produk yang lebih ramah lingkungan), Replant (Menggunakan sampah anorganik sebagai wadah tanaman (pot). Adapun zero waste adalah suatu gaya hidup yang meminimalisir timbulnya sampah dengan cara memanfaatkan barang bekas, memisahkan sampah organik dan anorganik, menghindari gaya hidup konsumtif, menggunakan bahan yang ramah lingkungan, membuat pupuk kompos dari sampah organik dan mencoba memperbaiki benda rusak yang masih layak pakai. Disamping itu, agar kebersihan lingkungan tetap terjaga perlu dilakukan kerja bakti atau gotong royong sebagai upaya bersama yang dilakukan Masyarakat agar tercipta lingkungan sehat. Contoh kepedulian lingkungan yang diwujudkan dalam aksi nyata pembersihan Sungai dan Pantai dari sampah telah dilakukan oleh Padawara group sejak tahun 2022. Sehingga Padawara menjadi sosok pahlawan lingkungan inspiratif yang sebaiknya dijadikan teladan masa kini. (**)