HeadlineMenuju Pemilu 2024NasionalSecond Headline

Prabowo Kisahkan ‘Si Badu’ dan Kebocoran Negeri

Sumateranews.co.id, BANDUNG ─ Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto bercerita soal kebocoran kekayaan negara ke luar negeri. Prabowo mengungkapkan melalui ilustrasi.

Dalam ilustrasinya, capres nomor urut 02 itu bercerita, ada seorang pengusaha yang diberinya nama ‘si Badu’. Pengusaha ini, kata Prabowo, hendak membuka usaha pengelolaan kelapa sawit.

“Dia minta izin bupati, dari situ dia minta izin lagi ke gubernur. Dari gubernur minta izin ke pemerintah pusat ke Kementerian Pertanian. Minta izin lagi ke Kementerian Kehutanan,” ujar Prabowo saat berpidato di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) Jalan Terusan Halimun, Kota Bandung, Jumat (8/3/2019).

Prabowo melanjutkan balada Badu. “Sudah dapat izin-izin dia datang lagi ke Badan Pertanahan Indonesia minta HGU (Hak Guna Usaha). Kemudian keluarlah HGU ini, sertifikat HGU dari pemerintah Republik Indonesia juga kan? Karena BPN Republik Indonesia,” ucapnya.

Lalu Badu meminjam dana ke bank pemerintah. Sertifikat HGU dipinjamkan sebagai jaminan. Si Badu, sebut Prabowo, meminta kredit dari bank pemerintah.

“Kredit turun. Ada indeks satu hektare sekian ribu USD. Si Badu ini pintar, satu hektare cukup USD 3.000, dia ajukan USD 5.000, itu namanya markup,” tutur Prabowo.

Kredit itu turun. Namun ternyata si Badu belum menanam pohon kelapa sawit. “Jadi belum ada pohon dia sudah untung. Untungnya dari jaminan dari pemerintah RI, kemudian jaminan ditaruh di bank pemerintah. Kredit turun dia untung, belum ada satu pohon,” ujar Prabowo.

Si Badu, dia menjelaskan, menyambangi ke lahan yang akan dijadikan kebun kelapa sawit. Akan tetapi, saat datang ternyata lahan tersebut masih berupa hutan dengan banyak pohon-pohon.

Badu lantas mengajukan izin lagi ke pemerintah. Si Badu, menurut Prabowo, meminta izin untuk memangkas pohon-pohon tersebut. Setelah memangkas, kayu-kayu itu pun dijual.

“Satu kubik kayu yang bagus Rp 2 juta. Paling jelek Rp 1 juta sajalah. Satu hektare berapa kubik? Dia belum tanam satu pohon kelapa sawit, dia untung lagi. Bayangkan kalau HGU-nya 100 ribu hektare,” tutur Prabowo.

Badu pun kembali mendapat keuntungan setelah kebun sawitnya mulai berjalan. Badu membuat pabrik pengolahan minyak kelapa yang nantinya dijual ke luar negeri.

“Dia bangun pabrik, bikin minyak kelapa sawit. Dikirim pakai mobil tangki yang bahan bakarnya solar. Solar itu disubsidi pakai APBN. Diantarkan menggunakan jalan kabupaten, melalui jembatan kabupaten, melalui jalan provinsi, didanai APBD, uang dari rakyat. Lalu melintasi jalan nasional yang dibiayai APBN,” tuturnya.

“Sampai ke pelabuhan yang dibangun pemerintah. Pembayaran (jual beli minyak) ditaruh di luar negeri,” ucap Prabowo menambahkan.

Prabowo kembali berucap, “bayangkan tanah, air, izin, jaminan dan jalan itu milik negara. Solar disubsidi APBN, pelabuhan dibangun negara, dia (Badu) kirim kelapa sawit, uangnya disimpan di luar negeri.”

Prabowo mengatakan mengalirnya kekayaan negara ke luar tersebut merupakan tantangan terbesar bangsa Indonesia. “Ini kunci selama tidak diperbaiki, tidak mungkin sejahtera. Kita akan jadi sapi perahan, dipelihara, diambil kekayaan kita,” ucap Prabowo.

 

Sumber : Detikcom

Editor    : Syarif

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button