Crime HistoryHeadlinePalembangSumsel

Peringati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-57, Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang Fokus Kembangkan Keterampilan dan Wirausaha Warga Binaan

PALEMBANG – Dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke 57, Lapas Perempuan Kelas II A Palembang menggelar berbagai kegiatan, di antaranya Donor Darah, Bakti Sosial dan beberapa kegiatan lainnya untuk memberikan keterampilan bagi Warga Binaan agar bisa berwirausaha setelah keluar dari Lapas.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Palembang, Rini Budiati mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pembinaan terhadap WBP.

“Kita berikan kepada WBP keterampilan sehingga saat mereka keluar bisa melanjutkan kompetensi tadi untuk membuka usaha agar tidak kembali lagi kesini.

Keterampilan yang kita berikan di antaranya menjahit, salon, laundry, hidroponik, tambak lele,” ungkap Rini, ketika diwawancarai di ruang kerjanya, pada Selasa (27/04/2021).

Rini berharap kepada semua WBP setelah keluar dari Lapas, bisa berwiraswasta sendiri.

“Kepada pihak ketiga yang ingin melakukan kerja sama dalam pembinaan kemandirian, di Lapas Perempuan ini ada program asimilasi kerja.

Kita akan sambut baik kerja sama dari para owner dan pengusaha yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, akan kita diskusikan kegiatannya dan kerja sama apa saja,” terangnya.

Misalnya dirinya mencontohkan, ada owner jumputan, mengajar bagaimana membuat jumputan, kemudian untuk dijual. “Kita sambut baik,” tandasnya.

“Ada kegiatan kemandirian membuat jumputan, buat lukisan ditalanan dan kanvas, ada kita jual dengan ibu Gubernur, mukenah jumputan.

Kita juga sudah melakukan pembuatan deterjen, namun ini hanya diproduksi dalam skala kecil karena kita belum ada izin.

Akan tetapi Ibu Ketua PKK Provinsi Sumatera Selatan akan  membantu untuk izin dinkes dan izin edarnya,” lanjut Rini.

Tak hanya sebatas itu, para WBP juga diberikan keterampilan untuk dibidang usaha Laundry dan rumah hidroponik.

“Untuk laundry, Alhamdulillah saat ini masih berjalan.

Kemudian juga ada Rumah hidroponik, Alhamdulillah, hasilnya dapat kita jual,” ucapnya.

Ketika ditanya kendala apa yang tengah dihadapi Lapas Perempuan saat ini, Rini menerangkan, bahwa pihaknya terkendala terkait sarana dan prasarana yang ada di Lapas.

“Karena kita tidak ada anggaran belanja modal. Seperti misalnya untuk Pembinaan kemandirian, yang kita butuhkan adalah mesin jahit. Alat-alat yang besar untuk belanja modal, kita tidak ada,” pungkasnya.

Terakhir, Rini menambahkan, pihaknya baru mendapat bantuan CSR dari Pertamina.

Laporan : Are III Editor : Donni

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *