BanyuasinHeadlineNasional

Pembangunan Pusdikmus Sriwijaya Agama Budha Kian Berpolemik, Pemkab Banyuasin Rapat Tertutup

Sumateranews.co.id, BANYUASIN- Pembangunan Pusat Pendidikan Mustria (Pusdikmus) Sriwijaya Agama Budha yang kabarnya sebagai pusat pendidikan terbesar se-Asia Tenggara di Kabupaten Banyuasin hingga kini terus berpolemik. Bahkan jajaran Pemkab Banyuasin, Kamis (30/8) menggelar rapat tertutup.

Tanda bantuan pembangunan dari Pemerintah Quwait terhadap Masjid/Musola di Desa Talang Buluh.
Tanda bantuan pembangunan dari Pemerintah Quwait terhadap Masjid/Musola di Desa Talang Buluh.

Rapat tertutup yang dilakukan jajaran Pemkab Banyuasin dimulai sekitar pukul 16.00 WIB di ruang rapat Bupati. Para jurnalis yang menunggu belum bias mengonfirmasi hasil yang dirapatkan. Sebab hingga menjelang Magrib, rapat yang diduga dipimpin oleh Asisten tanpa melibatkan anggota DPRD tersebut belum selesai.

Sehingga para wartawan yang mencoba mencari akan kebenaran tentang seputar Pusdikmus sebagaimana pernah diberitakan, belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Apakah benar Pemkab Banyuasin mengizinkan? Apakah benar ada Masjid/Musola yang bakal dirobohkan? Apakah benar masyarakat juga mengizinkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum terjawabkan secara tuntas.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Pusdikmus itu rencananya akan dibangun berlantai 4 dengan pelaksana pembangunan oleh PT Mega Ceria Lestari di atas lahan sekitar 17 hektar. Saat ini pembangunannya mulai berjalan.

Lokasinya tepat berada di Dusun 2 Desa Talang Buluh Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Sumatera.

Saat berada di lokasi, juga ditemukan sebuah musola yang pembangunannya dibantu oleh pemerintah Quwait. Tidak jelas tahun berapa, tapi berada di lokasi Pusdikmus yang akan dibangun. Jadi, kalau demikian, bakalan ada dua musola/masjid yang bakal dirobohkan demi membangun Pusdikmus yang dimaksud?
Secara kebetulan, saat wartawan menunggu rapat selesai, terlihat Sukatno Kades Talang Buluh keluar ruangan.

Tanpa dikomando lagi, para wartawan pun langsung melakukan konfirmasi masalah yang dimaksud. Tapi justru Sukatno mengaku tidak tahu kalau di desanya ada bangunan masjid yang dananya bersumber dari bantuan Quwait.

Sukatno mengaku tidak pernah mendapat laporan dari warganya bahwa ada bantuan masjid dari Kuwait, tetapi kalau di desanya ada Pondok Pesantren, diakuinya.

Dijelaskan Sukatno lagi, sepengetahuannya Masjid Bantuan Kuwait itu sudah dipindahkan oleh pemiliknya dan tidak ada dalam lokasi pembangunan Pusdiklat/Pusdikmus. Namun dia tak menyebut lokasi pindahnya masjid/musola tersebut.

Saat disinggung Desa Talang Buluh masuk wilayah Palembang, Sukatno bersikeras menolak bahwa desa yang dipimpinnya itu masuk dalam wilayah Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.

‘’Saya lahir di desa itu, saat besar dari desa itu dan sampai sekarang saya jadi kades di desa itu. Maka tak benar kalau desa yang saya pimpin itu masuk wilayah Palembang,” ujarnya sambil menghindar.

Tak banyak keterangan yang diperoleh dari Kades Sukatno, karena yang bersangkutan langsung menghindar dari ‘’kejaran’’ wartawan.
Sementara itu rapat masih terus berlangsung. Para wartawan pun bubar meninggalkan lokasi karena akan mengerjakan Shalat Magrib.

Laporan          : Herwanto
Editor/Posting : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button