Sumateranews.co.id, LAHAT – Ini nyata adanya. Di kala seseorang yang sudah memiliki jabatan tinggi, terkadang enggan dan sungkan untuk nongkrong di lokasi pinggiran, hal lain justru tak berlaku bagi sosok H Saifudin Aswari Rivai SE. Seorang pejabat setaraF Bupati bias-bisanya nongkrong bareng dan menikmati menu sederhana di warung kopi pinggiran jalan. Hal tersebut seringkali dilakukan oleh pria yang akrab disapa Kak Wari ini, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel.
Kegemaran mempererat silaturahmi sambil nongkrong bareng dengan teman-teman di warung kopi ini ada di balik kesederhanaan yang tercatat sebagai salah satu Bakal Calon (Balon) Gubernur Sumsel ini, baik saat di Palembang atau juga ketika di Lahat, di kesehariannya. Satu kata yang selalu terlontar dari mulutnya saat nongkrong bersama warga biasa, bahwa dirinya memang sangat menyukai susasana yang penuh kesederhanaan seperti saat ini.
Menurutnya meski sederhana, namun bagitu banyak masukan dan ilmu yang didapatkannya. ”Yang penting itu apa yang bisa dihasilkan dari silaturahmi tersebut. Meski sederhana sekali, namun berbagai masukan dan ide saya dapatkan,” ungkapnya, belum lama ini saat kedapatan nongkrong di salah satu kedai kopi pinggir jalan di Palembang.
Dirinya justru mengatakan, dengan halal biL halal sederhana seperti ini yang ia senangi. Alasannya, agar bisa bertemu banyak orang dari berbagai kalangan. Baik itu teman sebaya, orang tua, anak anak dan juga para kawula muda, dan yang pasti menurutnya, dirinya jadi terkenang masa lalunya, yang juga seringkali nongkrong seperti itu.
“Dengan begini, saya tidak hanya mendapatkan banyak masukan bermanfaat, tapi juga jalinan tali silaturahmi seperti ini terbukti mampu mempererat pertemanan. Serta satu hal yang pasti, kita akan selalu mawas diri, dan jelas akan selalu ingat asal usul, dan tak menjadikannya sombong diri,” tegasnya lagi.
Zainuri (60), salah satu pedagang kedai kopi pinggiran di Lahat juga mengatakan, sosok Aswari sendiri memang seringkali terlihat ngobrol, ngopi dan bercengkrama bareng masyarakat biasa, melepaskan status sosialnya sendiri. Bahkan, tak segan pula, terkadang masyarakat menjadikannya ajang curhat, tentang masalah yang ada di lapangannya.
“Dio itu kan bupati, jadi sering nian pasti dengerke keluhan di lapangan, dan semuanya didengar dengan sabar dan juga suasana santai, jauh dari ketegangan yang ada,” tegasnya.
Laporan : Idham
Editor : Imam Ghazali
Posting : …