
Sumateranews.co.id, KAYUAGUNG- Dua penyandang ASPDB (Asistenai Penyandang Disabilitas Berat) yakni Marlina (29) dan Senin (21) hingga kini kondisinya kian mengkhawatirkan.
Mereka adalah buah hati pasangan Hamdi (60) dan Seri (54) warga Dusun 6 Desa Awal Terusan Kecamatan Sp. Padang Kab. OKI Provinsi Sumatera Selatan yang diduga telah terkena penyakit polio sejak berumur 2 tahun. Saat ini kondisinya sungguh sangat mengkhawatirkan. Bahkan untuk makan dan buang air kecil maupun buang air besar harus dibantu oleh kedua orang tuanya sementara untuk berkomunikasi dan bergerak secara wajar juga tidak bisa.
Seri (54) saat dibincangi di rumahnya menuturkan, dia berumah tangga dengan Hamdi sejak 40 tahun lalu. ‘’Awalnya kami bertempat di tengah sawah Dusun Suka Pindah di Pematang Buluran Kecamatan Sp. Padang OKI. Sejak berumah tangga kami menumpang dan baru 5 tahun terakhir ini mendirikan rumah, untuk penerangan (jaringan listrik) sehari – hari kami juga ditolong oleh tetangga, mau pasang listrik tidak punya uang lebih sebab sehari-hari kami bertani dengan cara menggarap sawah orang lain,’’ ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Marlina merupakan anak kedua dan Senin merupakan anak ketiga. Sejak dari kecil tidak pernah diberi imunisasi atau diberi pengobatan secara insentif. ‘’Sebab selain tempat kami di tengah sawah juga saat itu belum ada bidan apalagi dokter di dusun ini. Untuk melahirkan pun masih dengan bantuan dukun beranak. Begitu juga kalau sakit, paling pergi ke dukun (paranormal). Begitu juga saat melahirkan anak kami yang ke-empat Tantri (13) sendiri tahun ini baru masuk ke SMP Pematang Kandis,’’ tuturnya.
“Bantuan dari pemerintah untuk pengobatan seingat saya sejak zamannya Camat SP. Padang Pak Herry Susanto, dari tahun 2008 lalu bantuan dari pemerintah pusat terputus dan selanjutnya ada bantuan dari Dinas Sosial dan dalam setahunnya menerima bantuan tiga kali dalam setahun. Dimana setiap kalinya kami menerima bantuan sebesar Rp 2.200.000. Untuk pengobatan secara insentif pernah rawat inap selama satu bulan di RSUD Kayuagung di zaman direkturnya dr.Nazori,” tambahnya.
‘’Kami berharap pemerintah daerah OKI dapat memberikan bantuannya terutama untuk anak kami yang masih sekolah Tantri. Karena dialah harapan kami satu-satunya, kalau kakaknya ya sudah begini mau apalagi. Kami hanya pasrah menerima cobaan ini,’’ tandas Seri.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan H.M. Lubis melalui Kabid Pengendalian Penyakit, Linda didampingi Kepala Puskesmas SP. Padang, Meta saat dikonfirmasi dilapangan mengatakan penyakit yang diderita oleh Marlina dan Senin merupakan penyakit Polio yang sudah sejak lama dideritanya dan mereka memang sudah terdaftar sebagai pasien tetap di Puskesmas Sp. Padang dan selalu diberikan perawatan dan pengobatan. ‘’Kalau informasi pihak kesehatan tidak pernah melakukan perawatan maupun pengobatan terhadap Marlina dan Senin itu benar, boleh ditanyakan langsung ke orang tuanya yang bersangkutan. Bahkan pasien sudah pernah dirujuk ke RSUD Kayuagung dan mendapat perawatan insentif saat direkturnya dr. H Nazori Syamsuddin bahkan hingga kini masih dalam perawatan atau rawat jalan. Untuk penyebab penyakitnya, karena sudah lama dugaan kita karena saat lahir belum pernah diimunisasi maupun diberi pengobatan secara medis, sehingga keadaannya saat ini seperti itu,’’ terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial, H.Ifna Nurlela saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya melalui Kabid Rehabsos dan Kabid Jamsos telah melakukan konseling ke lokasi. Dan, kepada penyandang disabilitas tersebut telah dilakukan pendampingan atau konseling dari 3 tahun yang lalu dan mengenai riwayat Marlina dan Senin memang sudah dapat ASPDB (Asistenai Penyandang Disabilitas Berat) tiap bulan sebesar Rp. 300.000 dari Dinsos dan beberapa kali dibantu biaya pengobatan dan bantuan lainnya seperti KIS dan KIP. Bahkan pihak Dinsos dan dinsos provinsi telah ke lokasi memberikan bantuan. Untuk bantuan dari APBD OKI berupa pakaian kain batik, beras, mie, sardines, gula atau sembako lainnya. Selanjutnya Dinas Sosial mengambil data KK tersebut untuk diusulkan dalam program keluarga harapan (PKH) agar secara berkala mendapat bantuan non tunai untuk meningkatkan kesejahteraannya,’’ paparnya.
Dari pantauan dilokasi terlihat beberapa aparatur pemerintah mula dari Kades, kadus, pihak Kecamatan SP.Padang, kepala Puskesmas SP.Padang dan personilnya begitu juga dari Dinkes OKI, Dinsos OKI dan provinsi telah ke lokasi serta memberikan bantuan berupa sembako dan bantuan lainnya. Begitu juga para anggota DPRD OKI seperti Juni Alpansuri dan lainnya.
Laporan : Aliaman
Editor : Imam Ghazali
Posting : Andre