HeadlineLampungSecond Headline

Kata Mereka tentang Hari Ibu

Sumateranews.co.id, LAMPUNG – Memasuki usia Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-90 tahun 2018 yang dipusatkan di Bukittinggi, Sumatera Barat. Tema yang dirilis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah Bersama Meningkatkan Peran Perempuan dan Laki-Laki Dalam Membangun Ketahanan Keluarga untuk Kesejahteraan Bangsa.

Konteks kekinian, merespons hadir dini disrupsi peradaban ala era Revolusi Industri.4.0 dan kian tingginya partisipasi perempuan dan kaum ibu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Episentrum peran perempuan sebagai ibu bangsa demi mewujudkan ketahanan keluarga sebagai pilar ketahanan bangsa dan negara pun kian mengemuka.

Sejarah cikal-bakal Hari Ibu sendiri, bermula dari gelaran Kongres Perempoean Indonesia I di Pendopo Dalem Jayadipuran (kini Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional), Jalan Katamso, Yogyakarta, 22-25 Desember 1928.

Kongres menghunus aras juang kesetaraan gender, anti-patriarki dan hak dasar perempuan utamanya dalam urusan pendidikan dan perkawinan ini, 31 tahun kemudian, tepatnya 22 Desember 1959 ditetapkan menjadi Hari Ibu Nasional oleh Presiden Soekarno sebagai pancang pengingat perjuangan perempuan Indonesia melalui Keppres 316/1959.

Guna turut merayakannya, sepanjang Sabtu (22/12/2018) pagi hingga siang, redaksi berhasil menghimpun pendapat dan kesan sejumlah tokoh beragam latar, seputar tema Hari Ibu.

Pertama, ucapan selamat disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), suami Ibu Negara Iriana Jokowi dan ayah tiga anak ini lewat pesan video di akun Twitter-nya, pukul 12.10 WIB.

“Untuk para ibu dan perempuan yang luar biasa, yang telah berjuang membangkitkan semangat nasionalisme, memperjuangkan keadilan bagi perempuan dan bangsa, yang terus-menerus mengingatkan persatuan dan kebhinekaan Indonesia, saya mengucapkan selamat merayakan Hari Ibu, tanggal 22 Desember,” ucap Presiden, dalam video berdurasi 0.47 menit itu.

Kedua, datang dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.

Melalui akun ofisial Kemenko PMK, Sabtu pagi sekira pukul 6.30 WIB, ibu dari Diah P.O.P Hapsari dan Praba D.C.K Soma, buah pernikahannya dengan Happy Hapsoro itu, menegaskan lagi peran perempuan sebagai ibu bangsa demi mewujudkan ketahanan keluarga sebagai pilar ketahanan bangsa dan negara.

“Selamat Hari Ibu, 22 Desember. Ibu adalah akar kemajuan generasi, awal kemajuan bangsa,” kata putri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri itu.

Komentar ketiga ditaja Head of Biro Kerjasama, Hubungan Masyarakat dan International Office Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Novita Sari Idham. Penulis produktif yang pernah duet menulis bersama Ketua Yayasan Alfian Husin Andi Desfiandi itu mengakui, menjadi seorang ibu saat ini tantangannya jauh lebih berat, karena akan menghadapi sebuah era keterbukaan informasi demikian luas.

“(para ibu) Dituntut untuk beriman, cerdas, bermoral, dan berakhlak tinggi, sehingga bisa menelurkan generasi yang membanggakan untuk Indonesia maju di kemudian hari,” lugas hijabers sekaligus ibu dari putri kembar, Gemella dan Gemelli ini, via pesan WhatsApp, pukul 07.40 WIB.

Membuktikan bahwa Hari Ibu juga bagian perayaan kebahagiaan keluarga, petuah bijak seorang ayah kepada putrinya yang adalah calon ibu kelak, dinarasikan Ketua Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Duta Merapi, Kampung Bumi Merapi, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung, Sugito.

Seolah ditujukan kepada dua putrinya, Galuh Zaskia Nur Alif yang duduk di kelas 3 SD dan Fatin Fadillah Nur Alif yang masih duduk di bangku TK, pegiat ekonomi desa dan penyuka motocross ini mengunggah status berkesan.

“Jadilah perempuan yang taat terhadap Tuhanmu. Jadilah perempuan tangguh. Penyabar dan penuh keikhlasan, dan jangan pernah takut menghadapi kenyataan,” bunyi status Sugito lewat akun Facebook Gemblong Mangku Alif, sekira pukul 08.40 WIB.

Dentum ponsel redaksi penanda pesan WhatsApp masuk pukul 09.38 WIB, datang dari pengampu usaha kuliner daring, Dimsum Liaha, Langkapura, Bandarlampung, Amalia Fitriani.

Hijabers ibu dua anak ini berharap, sebagai seorang ibu, dirinya ingin selalu membuat anak-anaknya sukses menjadi anak soleh solehah, sukses dunia akhirat, dan menjadi inspirasi banyak orang.

“Aku ingin menjadi ibu yang terbaik buat anak-anakku. Kuperjuangkan, berdoa semua buat anakku. Aku bangga punya Azka dan Aisha, aku bangga menjadi ibu mereka,” tulis ibu putra-putri, Azka Aulia Dyandra Prakasa dan Aisha Aulia Danastri Fitriani ini.

“Aku bangga Allah menitipkan mereka buatku. Aku bangga Allah percaya kepadaku untuk mendidik mereka. Mereka penyemangat hidupku. Aku ingin berubah, menjadi lebih baik buat Azka dan Aisha. Aku tidak ingin mengeluh lagi. Hebatnya anak-anakku. Luar biasanya mereka. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama mereka. I love Azka dan Aisha. Doa Mama buat kalian,” tutur Lia, sapaan alumnus Sistem Informasi Universitas Bandar Lampung tersebut.

Ucapan Selamat Hari Ibu juga datang dari mantan Dekan Fakultas Psikologi yang kini Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Lampung, Any Nurhayaty. “Buat semua ya, saya ucapkan Selamat Hari Ibu ya,” singkat Any, lewat WhatsApp pukul 09.42 WIB.

Terakhir, narasi ibu bangsa disuarakan pula pengampu Rumah Peduli, Rita Purnamawati. Pimpinan SMK Bhakti Utama, Kedaton, Bandarlampung yang juga salah satu caleg perempuan potensial DPRD Lampung dapil Kota Tapis asal Partai NasDem itu menjawab begini.

“Menjadi ibu adalah sebuah kebanggaan, karena bisa ikut berperan menentukan kebesaran bangsa di masa depan melalui pembentukan karakter berkualitas pada anak-anaknya. Selamat Hari Ibu. Teruslah menjadi ibu hebat, agar negara kuat,” tulisnya melalui saluran WhatsApp, pukul 12.35 WIB.

Sidang Pembaca, terutama kaum perempuan dan para ibu bangsa, Selamat Hari Ibu. Bagi yang masih memiliki ibunda, sudahkah khatur ucap Selamat Hari Ibu?

 

Laporan          : Muzzamil

Editor/Posting : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button