HeadlineOpini

Ini Penyebab Keperawatan Gigi Terus Tinggi Peminatnya

Penulis : Mujiyati, SE, M.Si

Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang

Seiring bertambahnya tahun, maka seiring itu pula pesatnya peminat masyarakat untuk menjadikan anaknya seorang perawat gigi. Dan tidak bisa dipungkiri lagi Jurusan  Keperawatan Gigi yang notabenennya memiliki biaya kuliah yang sangat mahal tapi gaji kecil sepertinya juga  banyak dikeluhkan. Mungkin banyak orang awam bertanya, kok bisa perawat gigi gajinya kecil? Jika kita sebagai Perawat Gigi ingin mendapatkan penghasilan yang layak, cukup mudah caranya. Sekarang Perawat Gigi sudah bisa buka praktik mandiri, tentunya sesuai yang diatur dalam UU dan Permenkes. Jadi tidak usah khawatir. Dengan itu semua, tentunya akan menjadi sebuah peluang dan tantangan bagi seorang perawat gigi untuk bisa mengexplor kemampuannya serta sebagai dedikasi agar derajat kesehatan masyarakat  Indonesia semakin meningkat. Cukup dengan kita mengurus SIP (surat izin praktik), kita sudah bisa buka praktik di rumah. Cara mengurus izinnya pun tidak terlalu ribet kok. Hanya saja  kitanya yang perlu menguatkan hati dan tekad untuk mengubah masa depan agar lebih baik, jangan hanya pasrah dan berdiam diri.

Memang  tidak dipungkiri berbicara itu mudah tapi pelaksanaan amat susah. Banyak sekali diantara kita terbentur dengan modal. Maka dari itu lakukan saja apa yang bisa dilakukan, cukup dengan hal kecil dulu. Dengan modal ilmu kewirausahaan yang didapat selama di bangku kuliah, usai kuliah sambil kerja sebagai tenaga honor di Puskesmas atau di Rumah Sakit ataupun berkerja sebagai mitra dokter gigi di temapt praktek, bisa bisnis sampingan yang tidak mengganggu pekerjaan. Seiring dengan waktu, sambil mengasah ilmu dan keterampilan sebagai perawat gigi. Lama kelamaan dengan modal yang mulai cukup, kita bisa mulai mencicil keperluan untuk buka praktek mandiri. Karena alat dan bahan yang diperlukan bukanlah murah. Contoh binis sampingan yang tidak mengganggu pekerjaan misalnya bisnis jual beli mukena, bisnis online, atau bisnis produk-poduk kecantikan yang ada di katalog, alat-alat kesehatan gigi, dan masih banyak lagi lainnya yang bisa kita bisniskan di rumah. Dengan modal terbatas, tapi setiap untungnya jangan  dipakai jajan, melainkan di pakai buat modal tambahan, maka lama kelamaan modalnya semakin besar, itu artinya lebih dekat dengan tercapainya buka praktek mandiri. Praktek mandiri pun tidak perlu menyewa tempat khusus, cukup dengan menyisakan tanah di sebelah rumah, atau rumah yang kita sulap dijadikan tempat praktek, yang penting bersih, rapi, sejuk, dan layak untuk dijadikan tempat praktek.

Mengenal lebih jauh tentang Perawat Gigi

Kalau Fakultas Kedokteran Gigi  pasti sudah ssangat mainstream didengar. Tapi kalau Jurusan Keperawatan Gigi?  Mungkin belum banyak yang tahu. Biar tidak  asing lagi, mari kita berkenalan lebih jauh dengan Jurusan Keperawatan Gigi. Kampus Jurusan Keperawatan Gigi Negeri di Palembang hanya satu yang  terletak di Jalan Darmapala Taman Siguntang Bukit Besar Palembang. Jurusan Keperawatan Gigi adalah satu-satunya perguruan tinggi negeri Jurusan Keperawatan Gigi yang ada di Palembang. Mayoritas mahasiswanya perempuan. Mahasiswa laki-lakinya hanya beberapa gelintir saja.

Mahasiswa yang masuk Jurusan Keperawatan Gigi ini adalah alumni dari SMA atau sederajad. Seperti biasa jika mahasiswa sudah dinyatakan diterima dan menyandang predikat sebagai calon mahasiswa, sebelum masuk kuliah, maka akan melewati ospek. Sudah tidak di zamannya lagi ospek menggunakan kekerasan, melainkan mahasiswa benar-benar berorientasi dengan lingkungan kampus. Usai ospek, mahasiswa harus sudah beradaptasi dengan status barunya yaitu MAHASISWA. Bukan lagi anak sekolahan. Sudah harus lebih tegas, dewasa dan kritis. Yang lebih penting lagi, mahasiswa harus meninggalkan kebiasaan buruknya selama di SMA.

Sebagai mahasiswa Keperawatan Gigi, pastinya akan mendapat tugas untuk mencari gigi full rahang atas dan bawah. Ini adalah tantangan pertama yang harus dilewati. Gigi yang dikumpulkan bervariasi lubang pada gigi nya yang biasa disebut dengan karies gigi. Ada karies yang hanya satu bidang saja, dua bidang, karies mencapai pulpa, dan bahkan harus utuh tanpa karies. Berburu gigi bisa dilakukan dengan mendatangi Rumah sakit yang ada poligiginya, Puskesmas, praktek dokter gigi, bahkan tempat-tempat praktek mandiri. Tahap selanjutnya mahasiswa akan mulai melakukan praktek preklinik dengan cara merawat gigi yang meraka cari tadi. Sebelum merawat gigi pada pasien yang sesungguhnya, mahasiswa harus melakukannya dulu di phantom atau patung mirip kepala manusia yang didalam rahannya sudah tersusun gigi-gigi lengkap.

Walaupun cuma patung, tapi mahasiswa harus memeperlakukan sama seperti pada manusia. Mahasiswa disini bakal digembleng habis-habisan biar bias expert. Mulai posisi badan, posisi lengan, punggung yang harus tegak, cara memegang alat, posisi peletakkan alat  di atas meja, susunan dan posisi alat yang ergonomis sampai bagaimana cara berbicara kita terhadap  si phantom tidak akan luput dari pengawasan  dosen. Ini semua terbentuknya kualitas kerja  alumni di masyarakarat kelak. Mempunyai kemampuan terbaik diantar yang terbaik.

Jika sudah dinyatakan lulus dari preklinik, maka  mahasiswa akan melanjutkan kejenjang berikutnya yaitu praktikum klinik dengan menggunakan pasien sesungguhnya. Pertama tangan mahasiswa bakal tremor memegang alat. Sistem kerjanya sama seperti di preklinik, bedanya mulai dari sini nyawa pasien menjadi tanggung jawab prioritas utama. Slow but sure, skill, mahasiswa akan semakin bertambah terampil, dan speed saat merawat pasien.

Jangan ragukan kemampuan Perawat Gigi, karena sebelum merawat gigi Anda, mahasiswa Keperawatan Gigi sudah melakukan simulasi antar teman.  Di kampus ini mahasiswa dididik dan dilatih untuk menjadi Perawat Gigi yang handal dan professional. Berbagai praktek, latihan, ujian harus dilalui, yang berahkir dengan Ujian Komprehensif, yang  pada akhirnya alumni ini nantinya akan memberikan pelayan dan perawatan yang terbaik untuk Anda.

Inilah yang membedakan mahasiswa kita dengan mahasiswa  lainnya, kita harus membawa pasien dari manapun, baik itu orang tuanya, kakak, adek, tetangga, tukang becak, anak-anak sekolah dasar, atau siapapun, yang penting giginya indikasi untul dirawat dan mendapat nilai. Disinilah kita mengasah kemandirian mahasiswa, sejauh mana usaha mahasiswa untuk mendapatkan nilai baik. Seperti kata pepatah, berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian berakit-rakit dahulu bersenag-senang kemudian.  Bagaimana caranya ?? Biasanya mahasiswa  mendatangi pasien yang dituju, janjian untuk melakukan pemeriksaan dan penyuluhan singkat. Dari hasil data pemeriksaaan yang diperoleh, dilakukan screening atau pemilihan kasus-kasu yangs sesuai dengan target. Lalu di follow up dengan perawatan sesuai target yang dibutuhkan. Pada proses inilah pengorbanan mahasiswa benar-benar dipertaruhkan.

Mencari alamat rumah pasien membuat kita hafal jalan mulai jalan besar sampai jalan tikus. Bagaiman tidak, dari data yang akan kita rawat harus mendapatkan izin orang tua pasien terlebih dahulu. Jadi, mahasiswa harus mencari alamat rumah tiap pasien. Tidak hanya satu atau dua rumah, tapi banyak rumah yang harus didatangi. Karena bias saja ZONK ! alias alamat palsu. Belum lagi kalo orang tuanya tidak mengizinkan anaknya untuk dibawa, atau tidak bertemu orang tuanya karena kerja. Mahasiswa harus pulang dulu dan datang lagi setelah orang tuanya pulang kerja. Jika pasiennya anak sekolahan, sudah pasti kita harus izin ke orang tuanya untuk dapat persetujuan perawatan atau yang biasa disebut informed consent.

Berbagai karaktek dosen harus dihadapi oleh mahasiswa. Pada dasarnya semua dosen mempunyai satu tujuan yakni menginginkan perawat giginya mempunyaii mental tangguh, handal , dan menjadi Perawat Gigi yang kopenten. Super sekali bukan ??? Tidak sedikit mahasiswa yang sorenya sudah bekerja membatu dokter gigi praktek. Biasanya mahasiswa yang bekerja sebagai mitra dokter gigi ini, dalam kesehariannya pada saat praktikum di klinik, mereka lebih percaya diri. Karena sedikit banyak, mereka mendapat ilmu tambahan selama bekerja di  praktek dokter gigi. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa  Keperawatan Gigi itu mandiri. Kuliah sambil bekerja itu adalah kegiatan yang biasa mereka  lakoni.  Kerjanya Perawat Gigi tidak hanya menyiapkan alat dan mengambilkan bahan, pas lagi proses perawatan gigi, dokter gigi pasti harus bekerja cepat dan tepat. Karena itulah dokter gigi sangat membutuhkan bantuan perawat gigi. Bahkan ada yang bilang dokter gigi tanpa Perawat Gigi, bagaikan sayur tanpa garam. Jadi dokter gigi dengan perawat gigi adalah mitra kerja yang solid. Pada perkuliahan semester enam, mahasiswa mendapat materi kewirausahaan. Bagi mahasiswa yang sudah terbiasa dengan kuliah sambil kerja di  praktek dokter gigi,  tidak sulit menerima materi ini, karena rata-rata mahasiswa ini sudah mempunyai penghasilan sendiri dan mempunyai bisnis kecil-kecilan, seperti menjual pulsa, dan bisnis baju online. Seperti dikatakan di awal, Perawat Gigi mempunayi banyak peluang untuk berwirausaha. Oleh sebab itu, setelah tamat kuliah, alumni Keperawatan Gigi banyak yang berbisnis, sambil menunggu STR selesai, tetap kerja praktek dokter gigi sore hari, pagi hari bekerja sebagai tenaga honor di Puskesmas sambil mengasah ilmu, lama kelamaan seiring dengan waktu, alumni ini sambil menabung agar suatu saat dapat membuka praktek gigi mandiri dengan modal dari gaji maupun dari berbisnis.

Setelah lulus Perawat Gigi tidak usah bingung mencari kerja karena  bisa kerja di Rumah Sakit, Puskesmas, atau klinik. Tinggal bagaimana usaha mereka melihat dan memanfaatkan peluang. Perawat Gigi juga bisa membuka Praktek  Mandiri. Maksudnya, setelah lulus dengan memenuhi beberapa persayaratan, Perawat Gigi bisa membuka Praktek Gigi Mandiri di rumah, di rumah. Kalau pagi kerja di Puskesmas atau Rumah Sakit, sorenya buka praktek di rumah. Tentunya bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki seorang Perawat Gigi. Perawat gigi tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang sudah menjadi kompetensinya dokter gigi. Maka PPGI selalu mengimbau dan  selalu mengingatkan dalam seminar Perawat Gigi, agar mengerjakan pekerjaan perawatan gigi sesuai dengan kompetensinya.

Para Perawat Gigi tak harus menjamah lahan dokter gigi.Sebab meski kemampuan para Perawat Gigi  yang senior bisa saja melebihi skill para dokter gigi yang baru lulus, namun jagalah kode etik dan aturan. Jangan menjarah dan menjamah lahan orang lain. Sebab Allah SWT sudah mengatur rizki halal buat umatnya, termasuk rizki para PerawatGgigi dan Dokter Gigi. Semoga, amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button