Herman Deru Dibuat Takjub Megahnya Masjid Raya Abdul Kadim Desa Epil Muba
Harapkan Rumah Tahfidz Masjid Raya Abdul Kadim, Lahirkan Qori/Qoriah Berprestasi
MUBA – Gubernur Sumsel, H Herman Deru meresmikan Masjid Raya Abdul desa Epil, kecamatan Lais, kabupaten Musi Banyuasin (Muba), pada Rabu (12/4).
Peresmian masjid megah tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Gubernur didampingi Pj Bupati Muba H Apriyadi.
Masjid yang berdiri di ruas jalan Palembang-Sekayu itu didirikan Prof. Dr. H. Abdul Kadim dengan pengerjaan hampir empat tahun.
Dalam arahannya, Herman Deru mengaku kagum dengan megahnya masjid Abdul Kadim. Karena itu dia berharap megahnya bangunan masjid harus diikuti dengan hidupnya kegiatan ibadah mulai dari sholat 5 waktu berjemaah, kajian Islam atau aktifitas TKA/TPQ dan rumah tahfidz.
“Saya salut masjid sebesar ini dibangun dengan megah oleh putra daerah asal desa Epil ini. Semoga masjid ini membawa banyak keberkahan bagi masyarakat dan kabupaten Muba,” kata Herman Deru.
Menurutnya, masjid yang berkharisma adalah masjid yang diurus oleh petugas-petugas yang profesional dibidangnya. Oleh karena itu, Herman Deru mengharapkan Muazin yang mengumandangkan azan betul-betul memiliki suara yang enak didengar sebagai ajakan sholat berjemaah. Begitu juga dengan petugas Imamnya.
“Saya menyarankan petugas muazin dan imam di masjid ini adalah petugas yang sudah profesional, jika kita lihat masjid-masjid yang berada di mekah dan madinah itu berkarisma karena suara adzan yang merdu dari petugas muazinnya,” ujarnya.
Di samping itu, Herman Deru juga mengaku bangga, lantaran pembangunan masjid megah tersebut tanpa meminta sumbangan di jalan-jalan. Sebab dari awal, dirinya
telah mengeluarkan edaran larangan meminta sumbangan pembangunan rumah ibadah di jalan raya.
“Bersyukurnya lagi masjid semegah ini pembangunannya tanpa meminta sumbagan di jalan, saya pernah intrukskan untuk tidak meminta uang di jalan karena banyak hal-hal buruk yang dapat disebabkan karena tindakan tersebut salah satunya kecelakaan,” tuturnya.
Herman Deru mengharapkan Keberadaan Masjid Raya Abdul Kadim dapat menjadi pendukung bagi program Rumah Tahfidz.
Apalagi, lanjut Herman Deru mengatakan, H. Abdul Kadim telah mendatangkan guru tahfidz khusus dari Aceh untuk mengajar di sekolah tahfidz yang dia punyai.
“Terkait program rumah tahfidz ini program gubernur, dua tahun awal kita targetkan 3500, Alhamdulillah sekarang telah melampaui target sekarang sudh ada 5000 rumah tahfidz, dengan adanya pembangunan masjid ini semoga bisa membantu sukseskan program rumah tahfidz,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj. Bupati Muba H. Apriyadi dalam sambutannya menyebut, Masjid Raya Abdul Kadim merupakan masjid termegah yang ada di kabupaten Muba.
Oleh karena itu, dirinya secara pribadi mengungkapkan terimakasih kepada pendiri masjid H. Abdul Kadim yang telah membangun masjid megah di desa Epil.
“Alhamdulillah Muba mempunyai masjid yang begitu megah, terimakasih kepada H. Abdul Kadim sebagai putra daerah asal Muba telah membangunkan masjid di kampung halamannya semoga ini menjadi berkah bagi masyarakat di Muba,” kata Apriyadi.
Menurutnya, keberadaan masjid tersebut secara tidak langsung telah membuat kabupaten Muba dikenal masyarakat di luar Sumsel.
“Masjid ini secara tidak langsung mempromosikan kabupaten Muba dikenal banyak orang secara nasional, karena megahnya bangunan masjid ini membuat banyak oramg tertarik mengunjunginya baik itu untuk beribadah sekaligus mengabadikan momentnya,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pembina sekaligus Pendiri Masjid Raya Abdul Kadim, H. Abdul Kadim mengatakan masjid tersebut dibangun untuk masyarakat banyak.
“Masjid ini adalah milik kita bersama yang saya bangun atas bantuan banyak orang, tentunya bukan saya sendiri, banyak yang terlibat dalam pembagunan masjid ini, semoga ini mejadi ladang pahala bagi kita semua, Alhamdulillah tidak ada bermasalah,” ungkapnya.
Abdul Kadim berencana mendaftarkan ikon kursi kaki patah dan beduk di Masjid Raya Abdul Kadim ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Beduk besar di masjid ini, diperkirakan salah satu yang terbesar di dunia. Diameternya sekitar 2,3 meter dan panjang 3,5 meter, untuk beduk kulit sapinya saja kita datangkan dari New Zealand. Sebuah kursi besar, dengan tinggi sekitar 9 meter di sisi kiri depan lapangan masjid, bahannya kayu unglen,” jelasnya.
Pada kesempatan itu juga, Abdul Kadim meminta semua pemangku kepentingan dan masyarakat turut memakmurkan masjid yang ia dirikan tersebut.
“Tujuan saya bukan hanya membangun masjid, tapi bgaimana kita bisa mengisi berbagai kegiatan ibadah di masjid ini sebagai cara kita memakmurkan masjid,” tandasnya. (**)
Editor: Donni