Sumateranews.co.id, PALEMBANG- Nilai perjuangan Bangsa Indonesia terus menjadi penyemangat para generasi muda dan masyarakat dalam menjaga harga diri bangsa dan lingkungan mereka. Salah satunya terlihat saat menyambut HUT ke-73 Kemerdekaan RI tahun 2018 ini, maka ratusan warga RT 23 RW 08 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang pun dengan semangat melakukan kerja bakti berupa bersih-bersih lingkungan sekitar.
Giat gotong-royong yang dilakukan ini juga mengiringi Safari Subuh dan Program Gotong Royong Pemkot Palembang yang dimotori Walikota Harnojoyo dan Wakilnya Fitriani Agustinda, Camat Ilir Barat 1 Asnawi, dan Lurah Bukit Lama Alexander beserta jajarannya.
Senin (30/7) udara dan lingkungan kawasan RT 23 terasa sejuk dan lingkungannya pun tampak bersih. Hanya terlihat sisa-sisa ranting dan dedaunan yang belum sempat dibuang dan dibakar oleh warga yang pada Minggu (29/7) pagi melakukan gotong-royong.
Kawasan RT 23 yang langsung berdampingan dengan TPU Puncak Sekuning sebagai salah satu kawasan kuburan umum terbesar di Palembang dengan penataan administrasi yang masih tradisional (kalau Pekuburan Kebun Bunga penataannya sudah modern, red) memang memanjakan mata untuk terus memandang. Sebab terlihat hasil kerja bakti warga menjadikan pepohonan tampak rapi. Hanya beberapa pohon besar yang dibiarkan. Sebab menunggu keihkhlasan dan kepedulian petugas Tata Kota Palembang untuk memangkasnya.
Khusus kegiatan gotong-royong yang dilakukan, dengan dipelopori Ketua RT 23 Imam Ghazali, Ketua RW 08 Pohan, dan tokoh masyarakat Ropingan serta motivator Lurah Bukit Lama Alexander dan stafnya juga ditambah ketua-ketua RT/RW yang ada di Kelurahan Bukit Lama. Tanpa ketinggalan juga dua Babinsa Bukit Lama yakni Sertu Ismail dan Aiptu Nababan. Kerja sama mereka begitu memberikan warna dan nilai heroik tersendiri dalam menyambut Hari Keramat 17 Agustus tahun ini.
Memang tidak semua warga turut nimbrung melakukan gotong-royong. Bagi mereka yang berhalangan hadir, tanpa dikomando pun memberikan bantuan material maupun non material guna kelancaran giat gotong-royong yang dilakukan warga lainnya. ‘’Enak ya warga RT 23 ini semuanya kompak,’’ ujar Dewi, Ketua RT kawasan daerah Tanjung Rawo Bukit Lama yang jugo ikut hadir dalam kegiatan gotong-royong tersebut bersama para kader posyandunya.
Apa yang dikatakan Dewi tersebut memang benar adanya, sebab warga RT 23 yang saat ini berjumlah lebih dari 100 KK terbilang heterogen. Berbagai suku dan etnis serta pendatang berdiam diri di sini dengan luas wilayah hanya 1 ha lebih. Bahkan meski 50 % etnisnya Tionghoa, tapi mereka berbaur dan berdampingan hidup dalam keseharian dengan beragam aktivitasnya.
Sementara itu Lurah Bukit Lama Alexander berkeliling memantau kegiatan dan minta kepada Ketua RT 23 serta tokoh masyarakat yang ada untuk mengusulkan hal-hal yang dianggap urgen. Misalnya 5 titik lampu jalan yang mati hampir setahun, jalan jelek dan berlobang yang sudah puluhan tahun belum tersentuh perbaikan, dan pepohonan yang tinggi yang sudah melewati ambang batas kerindangan. ‘’Usulkan itu Pak RT 23, nanti saya juga turut tanda tangan biar mendapatkan perhatian,’’ tegas Alex, yang memang dekat dengan semua Ketua RT kawasan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat Palembang ini.
Sedangkan program pemerintah yang masih sangat kurang menyentuh warga RT 23 adalah program KIS (kartu Indonesia sehat) dan KIP (kartu Indonesia pintar). Padahal kalau dilihat dari program mulia tersebut, harusnya ada puluhan bahkan lebih anak sekolah yang layak untuk mendapatkan kedua program tersebut.
Untuk diketahui sebelum melakukan giat gotong-royong, terlebih dahulu rombongan Shalat Subuh bareng di Masjid Al Ghazali Unsri yang letaknya hanya beberapa ratus meter saja dari kawasan RT 23. Khusus sholat bareng itu hadir juga Rektor Unsri Anis Saggaff, Ketua Masjid Imron Zardi, dan Camat IB Asnawi serta pengurus dan jemaah masjid lainnya.
Usai Sholat Subuh dan berganti kostum, rombongan Lurah pun dijamu sarapan oleh pihak Hotel 7 Dream di RT 23 RW 08 Kelurahan Bukit Lama.
Gotong-royong yang dimulai sekitar pukul 06.00 pagi berakhir sekitar pukul 10.00 WIB. ‘’Semoga lingkungan kita tetap bersih. Meski letaknya di samping kuburan, tapi daerah RT 23 ini aman, nyaman, dan bersih serta terasa asri. Juga masyarakatnya kompak dan mau bergotong-royong. Dan biasanya, saat menyambut 17-an, para perantau akan pulang sekedar menikmati acara 17-an kampung yang rutin digelar,’’ ujar Ropingan, tetua kampung setempat.
Laporan : Yudi/Sri Gumay
Editor/Posting : Imam Ghazali