google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0
HeadlineOKISumsel

DANREM 044/GAPO TINJAU PENGAIRAN SAWAH DENGAN POMPA AIR LISTRIK

Sumateranews.co.id, OGAN ILIR – Bertempat di Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kec. Pemulutan Induk Kab. Ogan Ilir, Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. didampingi Komandan Kodim 0402/OKI Letkol Inf Seprianizar, S.Sos. dan Kasi Intel Korem 044/Gapo Letkol Inf Ihsan melakukan peninjauan sawah yang telah menggunakan sistem irigasi dengan pompa air tenaga listrik, Minggu (24/9/2017).

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh Korem 044/Gapo beserta jajarannya (Kodim 0402/OKI) dalam meningkatkan dan menyukseskan LTT (luas tambah tanam) padi TA 2017 di wilayah Korem 044/Gapo atau wilayah Sumatera Selatan.

Danrem 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. mengatakan bahwa kunjungannya ke wilayah Ogan Ilir ini untuk meninjau langsung persawahan yang dulunya merupakan lahan rawa lebak yang rawan kebakaran, dan kini sudah berubah menjadi lahan persawahan yang subur karena telah menggunakan teknologi irigasi dengan sistem pompanisasi. “Salah satu upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah salah satunya dengan memanfaatkan lahan menjadi sawah, selain tidak akan terjadi kebakaran lagi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Danrem.

Lebih lanjut Danrem menyampaikan, dengan keberhasilan cetak sawah yang sertai dengan penerapan teknologi pengairan yang baik, dapat meningkatkan hasil pertaniannya seperti di wilayah Ogan Ilir ini, maka perlu untuk dicontoh di tempat lain. “Penerapan teknologi pengairan sawah seperti ini dapat menjadi contoh di tempat lain,” pungkas Danrem.

Sementara itu Sukarta yang akrab dipanggil Buyung salah satu pemilik sawah mengatakan, bahwa penggunaan teknologi pengairan dengan sistem pompa ini bermula dengan ide melihat lahan sawah yang dimilikinya merupakan lahan rawa lebak yaitu apabila musim hujam penuh dengan air dan tidak bisa ditanami, sedangkan di musim kemarau air kering. “Dengan sistem pompa ini di musim hujan air akan dipompo keluar areal sawah dan bila musim kemarau air akan dipompa masuk ke lahan sawah, sehingga sawah akan terus terjaga kondisi airnya,” ujar Buyung.

Buyung juga menambahkan, setelah menggunakan sistem pompanisasi ini sawahnya yang semula hanya dapat menanam sekali dalam setahun dengan hasil tidak lebih dari 4 ton per hektare, kini dapat menanam tiga kali setahun dengan hasil rata-rata 6-7 ton per hektare, bahkan pernah mencapai 8,4 ton per hektare,. “Menggunakan pompa dengan kapasitas 37 KW atau setara dengan menghasilkan air 2.500 liter air per menit sudah cukup untuk mengatur air sawah seluas 100 hektare dan dimana di Pemulutan ini terdapat aliran sungai yang cukup besar sebagai penunjang kebutuhan air di musim kemarau”, tambah Buyung.

Selain itu Buyung juga menjelaskan, bahwa ditinjau dari segi biaya, jauh lebih murah dibanding menggunakan pompa diesel, karena bila dikalkulasikan dalam semusim biaya menghidupkan pompa air listrik cukup dengan 200 ribu rupiah per hektar, sedangkan menggunakan diesel ratusan liter minyak yang dibutuhkan. Adapun untuk menetralisir air di persawahan yang masam, telah diberikan bantuan pemberian Bios 44 dari Korem 044/Gapo yang berguna selain sebagai penetral air asam menjadi tawar, juga sebagai penyubur tanaman padi.
Sumber : Pendam II
Editor : Imam Ghazali
Posting : Andre

google.com, pub-3527052666261378, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button