Aktivitas Pengrusakan Hutan Sebabkan Habitat Harimau di TNGL dan Tahura Terganggu
MEDAN – Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara, Dana Prima Tarigan menyebutkan alih fungsi hutan secara ilegal atau aktivitas pengrusakan hutan menyebabkan habitat harimau sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, dan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara terganggu.
Menurut Dana, belum adanya solusi dari pemerintah mengakibatkan aktivitas di kawasan sekitar Gunung Sibayak Kabupaten Karo terus terjadi, dan mulai merusak habitat harimau sumatera.
”Jadi, yang harus dilakukan sekarang ini adalah menyelesaikan perusakan hutan yang menjadi habitat harimau agar hewan itu tidak keluar dan akhirnya terjadi konflik dengan manusia,” ucap Dana, seperti dilansir siberindo.co (Grup sumateranews.co.id), Minggu (18/10).
Menurut dia, aktivitas pengurasakan hutan telah menyebabkan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mulai keluar dari habitatnya dan meneror manusia.
”Bahkan, ada yang sampai memangsa manusia di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara,” kata Dana.
Bahkan, saat ini, kata dia, ancaman teror harimau juga terjadi di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.
Ia pun meminta pemangku kepentingan untuk menyelesaikan akar permasalahan, yang menyebabkan habitat dari hewan yang dilindungi ini terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak hutan.
”Perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat saat ini telah terjadi kerusakan hutan karena dirambah secara ilegal, totalnya mencapai lebih kurang 1.200 hektare, dan itu masih dalam kawasan Tahura,” terangnya.
Ditegaskannya, bahwa selama akar masalah tersebut tidak diselesaikan, permasalahan seperti itu akan terus terjadi.
Disinggung terkait penghentian pendakian ke Gunung Sibayak dan pencarian harimau tersebut, Dana menjelaskan, sangat perlu dilakukan pemerintah.
“Akan tetapi, hal ini belum menjawab persoalan jangka panjangnya,” pungkasnya.
Laporan : Oke/Ant/Jim III Editor : Donni