Aksi Penyetopan Kendaraan Truk Batu Bara di Sejumlah Titik Wilayah Lawang Kidul Terus Berlanjut

MUARA ENIM – Aksi penyetopan dan memutar balik arah kendaraan angkutan batu bara di beberapa titik jalan lintas, yang dilakukan masyarakat dari 5 desa di kecamatan Lawang Kidul, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, terpantau terus berlanjut hingga Minggu malam, (11/06/2023.
Bahkan, aksi spontanitas warga yang resah dan kesal dengan aktivitas kendaraan truk pengangkut batu bara yang telah menimbulkan dampak bagi lingkungan serta mengancam keselamatan warga dan pengguna jalan ini terus berlangsung pada pukul 23.05 WIB, Minggu malam.
Pun demikian, aksi masyarakat dari 5 desa, yakni desa Keban Agung, Karang Asam, Tegal Rejo, Talang Gabus dan desa Lingga ini berjalan kondusif dan aman di bawah pengawalan ketat petugas gabungan dari Polres Muara Enim, Polsek Lawang Kidul, dan Koramil 404-05.
Dari pantauan, terlihat para pengemudi kendaraan truk batu bara langsung memutar balik arah, setelah dihadang warga. Ada 3 lokasi, yang dijadikan warga sebagai titik aksi, di antaranya di Simpang Perumahan PLN desa Lingga, Simpang dusun Tanjung, dan Simpang Karang Asam, Kelurahan Tanjung Enim Selatan, kecamatan Lawang Kidul. Aksi massa ini juga tak ayal menjadi tontonan warga lainnya, yang hadir berkerumun ikut menyaksikan aksi warga tersebut.
Seperti diketahui aksi warga ini dilakukan buntut dari keresahan terhadap aktivitas angkutan truk batu bara yang melintas tanpa memperdulikan masyarakat dan lingkungan hingga menyebabkan kecelakaan dan mengakibatkan seorang warga meninggal dunia, yakni warga Talang Jawa, kelurahan Tanjung Enim kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim.
Sebagian masyarakat pun merasa bersyukur dan senang, adanya aksi tersebut. Selain membuat longgar jalan, juga polusi debu akibat aktivitas kendaraan truk batu bara ikut berkurang.
“Setelah adanya aksi putar balik oleh warga, rumah kami tidak terlalu kotor, kalau selama ini setiap saat selalu dibersihkan akibat dari debu batu bara, Alhamdulillah, sekarang sudah berkurang,” ucap salah satu IRT, ketika ditemui media ini.
Dukungan serupa juga disampaikan warga desa Karang Asam. Menurut salah satu warganya, bahwa gerakan masyarakat untuk menyetop kendaraan angkutan batu bara merupakan aksi spontanitas.
“Gerakan aksi ini adalah spontanitas, karena masyarakat sudah resah dengan kendaraan angkutan batu bara semakin menjamur sebagai penyumbang debu batu bara,” keluhnya.
Dia katakan, saat ini masyarakat masih tetap berjaga-jaga, khususnya warga desa Lingga, dusun Tanjung dan Karang Asam. Masyarakat tetap waspada dan siap siaga untuk menghentikan jika ada kendaraan angkutan batu bara yang masih nekat untuk lewat. (Umar)
Editor: Donni