Pemprov Sumsel

Sekda : Jangan Ada Kompromi, Sikat Sampai Akarnya

Penyalahgunaan obat ilegal dan narkoba

Sumateranews.co.id, PALEMBANG – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang, bersama Kepolisian, Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dan BNN Provinsi Sumsel memusnahkan sebanyak kurang lebih 2100 item dan sekitar 331.723 butir obat kedaluarsa, Rabu (4/10).
Pemusnahan ini dilakukan di Kantor BPPOM Palembang Jakabaring. Selain obat-obatan pemusnahan juga dilakukan untuk 277 Kg Ganja, ribuan butir ekstasi, dan 126 Gram sabu- sabu yang terkumpul hanya dalam waktu dua bulan.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Nasrun Umar menyatakan, penanggulangan peredaran obat ilegal dan narkoba secara tegas bukan hanya tugas BBPOM semata. Melainkan tugas yang harus teriintegrasi dan terkoordinasi baik itu dari pihak Pemerintah Daerah, kepolisian, kejaksaan, dan digawangi oleh BPPOM.
Menurutnya, koordinasi ini merupakan hal yang paling mudah diucapkan namun ketika terjun langsung ke lapangan, bukan tidak mungkin seringkali menemui kendala.
“Dan hari ini harus kita jadikan manifestasi, koordinasi yang terintegrasi itu harus dimulai sedini mungkin dalam rangka melakukan pemberantasan obat ilegal dan penyalahgunaan narkoba,” tuturnya.
Ia menuturkan, bagaimana mungkin bangsa ini akan maju jika generasinya telah menyalahgunakan pemakaian obat-obat terlarang. Terlebih ia mengungkapkan, baru-baru ini dihebohkan dengan adanya kasus penyalahgunaan obat yang menyebabkan beberapa orang menjadi korban di Kendari, Sulawesi Tenggara. Apalagi, sebagian korbannya adalah anak-anak.
“Sepertinya memang harus tidak ada kompromi terhadap obat-obat terlarang ini, mereka menghancurkan sendi-sendi penerus bangsa. Sikat habis sampai ke akar-akarnya,” tegasnya.
Pemprov Sumsel sangat mendukung kegiatan ini, melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel ia mengungkapkan, telah melakukan pendekatan sebagai regulator dengan mensosialisasikan obat-obat apa saja yang pantas untuk digunakan, tapi tidak disalahgunakan.
“Saya minta apotik itu betul-betul dijaga oleh apoteker. Ini kadang-kadang asisten apoteker yang ada disana. Apoteker lah yang paling bertanggung jawab dalam hal ini, ironi memang tapi itulah adanya” tambahnya.

 

Laporan : Rill/SU
Editor    : Syarif

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button