HiburanNasional

PTBA Tbk Umumkan Kinerja Keuangan Per 31 Maret 2018

Sumateranews.co.id, JAKARTA- PT Bukit Asam Tbk mengumumkan Kinerja Keuangan per 31 Maret 2018. Perseroan mengawali Q1 2018 dengan kinerja yang sangat membanggakan, terbukti dengan pencapaian laba usaha sebesar Rp 2,04 Triliun atau 167 % dari laba usaha Q1 2017 sebesar Rp 1,22 triliun. Laba bersih Q1 2018 juga menunjukkan kenaikan yang signifikan, yaitu menjadi sebesar Rp 1,45 triliun atau 167 % dari laba bersih Q1 2017 yang hanya sebesar Rp 870 miliar.

Upaya Perusahaan yang terus-menerus dalam mengimplementasikan strategi usaha yang efektif, mampu membawa Perusahaan meraih kinerja keuangan dan operasional yang terus meningkat.

Pencapaian Pendapatan Usaha Rp 5,75 Triliun

Pendapatan Usaha. Perusahaan mencatatkan pendapatan usaha Q1 2018 sebesar Rp 5,75 Triliun, naik Rp 1,20 Triliun dibandingkan pendapatan usaha Q1 2017. Peningkatan pendapatan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari penjualan batubara ekspor, sedangkan pendapatan dari penjualan batubara domestik relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Komposisi Pendapatan Usaha. Pendapatan ataspenjualan batubara ekspor untuk Q1 2018 sebesar 55 % dari total pendapatan, sedangkan pendapatan atas penjualan batubara domestik sebesar 43 %. Selebihnya atau 2 % adalah pendapatan atas aktivitas usaha lainnya, yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

Volume Penjualan. Secara total selama Q1 2018, terdapat peningkatan volume penjualan batubara sebesar 16 % dibandingkan Q1 2017 atau dari 5.433.024 ton menjadi 6.297.080 ton.

Peningkatan penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi Perseroan dalam memanfaatkan pergerakan indeks harga batubara dunia yang relatif masih tinggidi Q1 2018, serta dalam rangka optimasi penjualan batubara berkalori menengah dan rendah.

Harga Jual Rata-rata. Harga jual rata-rata Q1 2018terusbergerak positifsebesar 10 %, dari Rp 813.073/tondi Q1 2017 menjadi Rp 892.243/ton di Q1 2018. Kenaikan harga jual ini ditopang oleh penguatan harga batubara Newcastle yang naik 26 %, maupun harga batubara thermal Indonesia (Indonesia Coal Index/ICI) GAR 5000 yangnaik sebesar 16 % dibandingkan harga rata-rata Q1 2017.

Beban Pokok Penjualan. Selama Q1 2018, beban pokok penjualan mengalami sedikit kenaikan yaitu 11 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi seiring dengan kenaikan volume produksi sebesar 18 % atau 809,37 ribu ton.

Pada Q1 2018, terjadi penurunan nisbah kupas (stripping ratio) dari 4,18 menjadi 4,16, sehingga cash cost (untuk UPTE system termasuk biaya-biaya COGS, G&A, selling, inventory dan royalty) turun 8 % dibandingkan Q1 2017.

 Laba Bersih Perseroan sebesar Rp 1,45 Triliun

Laba bersih Perseroan Q1 2018 tercatat sebesar Rp 1.45 Triliun atau 167 % dari Q1 2017 sebesar Rp 870,83 milyar. EBITDA Perusahaan tercatat naik sebesar 16 % atau dari Rp 1,96 triliun di Q1 2017 menjadi Rp 2,26 triliun di Q1 2018.

Perusahaan akan membagikan deviden atas Laba Tahun Buku 2017 yaitu sebesar Rp 3,36 Triliun (75 % dari laba FY2017) sesuai dengan hasil RUPS Tahunan tanggal 11 April 2018. Nilai yang akan dibagikan tersebut sebesar 42 % dari total Kas dan Setara Kas Q1 2018. Saldo Kas dan Setara Kas Q1 2018 setelah dikurangi dengan pembayaran deviden tersebut diatas, masih 129 % dari saldo Kas dan Setara Kas FY 2017.

Sasaran Tahun 2018

Produksi

Perseroan merencanakan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton untuk tahun 2018, naik 5% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 24,25 juta ton.

Angkutan Kereta Api

PT Kereta Api Indonesia menyatakan komitmennya akan mengangkut batubara PTBA dari lokasi tambang Tanjung Enim sebesar 23,10 juta ton, dengan porsi sebesar 19,40 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,70 juta ton menuju Dermaga Kertapati di Palembang. Angkutan tersebut telah meningkat 8 % dari realisasi tahun 2017, yaitu sebesar 21,36 juta ton.

Penjualan

Tahun 2018, Perseroan menargetkan untuk meningkatkan volume penjualan menjadi sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 53 % atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47 % atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.

Secara total, target penjualan tahun 2018 meningkat sebesar 2,25 juta ton atau 10 % dibandingkan realisasi tahun 2017 sebesar 23,63 juta ton.

Peningkatan target ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorieke premium market seiring dengan semakin membaiknya harga batubara, demand batubara juga menunjukkan growth yang positif khususnya di wilayah ASEAN, dimana pada wilayah ini akan  beroperasinya sejumlah PLTU baru.

Upaya Efisiensi

Perusahaan terus melakukan upaya efisiensi, serta investasi yang diprioritaskan kepada aktivitas yang menunjang operasional tambang. Diantaranya, untuk menekan biaya produksi penambangan, Perusahaan telah mengakuisisi perusahaan jasa pertambangan PT Satria Bahana Sarana (SBS) melalui anak perusahaan PT Bukit Multi Investama (BMI) pada tanggal 21 Januari 2015. PT SBS sudah beroperasi sejaktahun 2015 dengan kemampuan produksi yang terus meningkat. Target produksi PT SBS tahun 2018 sebesar 38,4 juta BCM, naik signifikan yaitu sebesar 13,7 juta BCMatau 56% dibanding realisasi tahun 2017 sebesar 24,7 juta BCM.

Investasi

Untuk tahun 2018, Perseroan menganggarkan investasi sebesar Rp 6,55 triliun yang terdiri dariRp 1,43 triliun untuk investasi rutindan sisanya Rp 5,12 triliun untuk investasi pengembangan.

Proyek Pengembangan

PLTU Mulut Tambang Banko Tengah  Sumsel 8

Proyek PLTU Sumsel 8 (Banko Tengah 2×620 MW) yang berada di Muara Enim,Sumatera Selatan akansegera dibangun olehPTBA bersama China Huadian. Kontruksi PLTU ditargetkan akan dimulai pada Triwulan III 2018, karena pada bulan Mei atau Juni 2018 ini dijadwalkan financial closed dari pihak Lender, China Exim Bank.

Amandemen PPA (Power Purchase Agreement) dan CSA (Coal Supply Agreement) atas proyek PLTU ini sudah ditandatangani bersama PLN, PTBA maupun PT. Huadian Bukit Asam Power (HBAP). Investasi proyek ini sebesar USD 1.6 milyar dengan skema pembiayaan equity 25 % dan debt 75 %. Share PTBA sebesar 45 %, sedangkan sisanya 55 % dipegang oleh China Huadian Hong Kong Company Ltd. PLTU Sumsel 8 ditargetkan COD pada tahun 2021 untuk Unit 1 dan tahun 2022 untuk Unit 2 dengan kebutuhan batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun.

PLTU Mulut Tambang Peranap

PTBA akan membangun PLTU Mulut Tambang kapasitas 2 x 300 MW di Kabupaten Indragiri Hulu Riau dengan memanfaatkanbatubara dari tambang PTBA di Peranap. PLTU ini akan menggunakan teknologi provenyang dapatmembangkitkan tenaga listrik dengan harga kompetitif. PLTU ini ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2023 dengan kebutuhan batubara sebesar 4,2 juta ton per tahun.

PLTU Mulut Tambang Sumsel 6

PTBA bekerjasama dengan PLN akan membangun PLTU Mulut Tambang kapasitas 2 x 300 MW di Tanjung Enim yang akan memanfaatkan lebih dari 3 juta ton batubara per tahunnya dari tambang PTBA di Tanjung Enim.PLTU ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2022.

PLTU  Kuala Tanjung

Proyek ini merupakan proyek strategis PTBA bersama INALUM yang akan membangun PLTU Kuala Tanjung kapasitas 2 x 350 MW. PLTU ini untuk menyediakan pasokan energilistrik bagi pabrik ekspansi Aluminium Smelter II milik INALUM yang berada di kawasan Industri Sei Mangkei. PLTU ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2020.

PLTU  Halmahera Timur

Proyek PLTU Halmahera Timur kapasitas 2 x 40 MW juga merupakan proyek sinergi BUMN antara PTBA dan ANTAM. PLTU ini untuk menyediakan pasokan energi listrik bagi pabrik baru Feronikel milik ANTAM yang berlokasi di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. PLTU ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2021.

PLTU  Pomalaa

Perseroan kembali bersinergi dengan BUMN lain, yaitu ANTAM dalam proyek PLTU Pomalaa kapasitas 2 x 30 MW. PLTU ini memiliki nilai investasi sebesar USD 75 Juta.

PLTU  Sumatera

Perseroan sedang mengikuti tender IPP PLTU Sumatera 2 x 350 MW untuk wilayah Sumatera yang direncanakan nilai investasinya sebesar USD 950 juta. Kebutuhan batubara untuk PLTU ini sebesar 3 juta ton dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2022.

PLTS di Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan.

PTBA melalui anak Perusahaan yaitu PT BEI mengikuti tender utnuk membangun PLTS di 3 wilayah di Sumatera yaitu di Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan masing – masing dengan kapasitas 35 MW ; 33,68 MW dan 30 MW. PTBA melalui PT BEI menjadi pemegang saham mayoritas (51%). Proyek PLTS ini direncanakan akan beroperasi  pada tahun 2022.

Proyek Coal to Chemicals

Sejalan dengan tagline PTBA “Beyond Coal”, Perusahaan telah mengembangkan peluang bisnis dari rencana Industri Hilirisasi Batubara. Perusahaan telah menandatangani Head of Agreement dengan Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri pada tanggal 8 Desember 2017 untuk mendirikan Coal-to-Chemical-Plant di mulut tambang batubara Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Melalui teknologi gasifikasi, akan merubah batubara sebagai feedstock, untuk menjadi Urea dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun, Dimethyl Ether (DME) dengan kapasitas 400 ribu ton per tahun dan Polypropelene dengan kapasitas 450 ribu ton per tahun, yang direncanakan Commercial Operation Date (COD) nya pada bulan November 2022. Saat ini, proyek hilirisasi batubara sedang memasuki tahap Bankable Feasibility Study dan pembebasan lahan di suatu Kawasan Industri Berbasis Batubara – Bukit Asam (Bukit Asam Coal Based Industrial Estate).

Proyek Angkutan Batubara

Untuk optimasi pengangkutan batubara, PTBA bekerjasama dengan PT KAI mengembangkan proyek angkutan batubara jalur kereta api baru yang terdiri dari:

  • Tanjung Enim – Simpang -Perajin (alternative Railway to Northern South Sumatera)dengan kapasitas 10 juta ton/tahunbeserta pelabuhan baru Perajin yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2022.
  • Tanjung Enim – Srengsem (alternative Railway to SouthernLampung)dengan kapasitas 20 juta ton/tahunyang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2023

Selanjutnya kerjasama juga dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas jalur kereta yang sudah ada (existing) meliputi:

  • Double track jalur selatan yaitu dari Tiga Gajah – Baturaja sepanjang 1,99 km dan Baturaja – Martapura 32,34 km. Double track sepanjang 34,33 km ini ditargetkan selesai pada 2018. Sedangkan jalur Cempaka – Kotabumi sepanjang 8,16 km, selesai pekerjaan tubuh baan atau struktur pondasi jalan rel.
  • Double track jalur utaradari Prabumulih–Lembak–Payakabung–Kertapati sejauh 78 km.

Laporan          : Idham/Novita/Hms PTBA

Editor/Posting : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button