HeadlineOKU

Ormas Islam OKU Datangi DPRD Bela Tauhid, Wakapolres Sempat Pancing Emosi Massa

Sumateranews.co.id, BATURAJA – Buntut dari tindakan pembakaran bendera tauhid pada saat peringatan Hari Santri Nasional ke-3 yang dilakukan oleh beberapa oknum Banser di Garut Jawa Barat, membuat reaksi umat Islam OKU dari berapa elemen yang tergabung dalam Forum Persaudaraan Umat Islam Baturaja (FPUIB) dengan dimotori oleh GNPF Ulama, FUI, FUKIS, Brigade 212, HIMAU, Majelis Awwabien, LDK dan Rohis serta ormas Islam lainnya di OKU mendatangi Kantor DPRD OKU sambil membawa bendera tauhid Ar Royah dan Al Liwa dengan diiringi pekikan takbir pada hari Jumat siang (26/10).
Mereka datang untuk menyuarakan reaksi kemarahan Umat Islam OKU terhadap aksi pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum Banser di Garut dengan alasan bendera tersebut merupakan bendera ormas HTI yang telah dibubarkan.
Dalam aksi tersebut, Penanggung Jawab Aksi Bela Tauhid H Alikhan Ibrahim SIP menyerukan agar pihak kepolisian bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran bendera tauhid di Garut.
Peserta aksi diterima langsung oleh wakil Ketua DPRD OKU Hj Indrawati. Rombongan aksi kemudian dipersilakan masuk ke salah satu ruang sidang Dewan bertemu dengan Wakil Ketua DPRD OKU Hj Indrawati, Anggota DPRD OKU Yudi Purnama, Wakapolres OKU, dan Danramil OKU.

Dalam pertemuan tersebut, Penanggung Jawab Aksi H Ali Khan mendesak pihak Kepolisian memproses hukum pelaku pembakaran bendera tauhid tersebut.

“Tindak tegas pelaku pembakaran bendera tauhid tersebut. Jangan sampai kejadian tersebut terulang kembali,” tegasnya.

Iyan dari perwakilan LDK dan Rohis Baturaja meminta jangan ada lagi persepsi bahwa bendera tauhid itu identik dengan bendera ormas HTI, kalau ada mana buktinya. “Tolong jangan ada anggapan bahwa itu bendera HTI, bendera tersebut merupakan panji Rasulullah yakni Ar Royah atau Al Liwa dan sudah ada sejak zaman beliau,” ujarnya.

Wakapolres OKU sempat memancing sedikit emosi peserta aksi sehingga suasana sedikit tegang ketika ia mengatakan bendera yang dibakar oleh oknum Banser di Garut itu merupakan bendera HTI bukan bendera tauhid. “Bendera yang dibakar tersebut bendera HTI bukan bendera tauhid,” cetusnya.

Menanggapi hal tersebut, Hardiyanto dari GNPF Ulama OKU membantahnya. “Mana bukti tulisannya kalau itu ada kata HTI di bendera tersebut. Kami sudah menonton dan menzoomnya berulang-ulang tidak ada tulisan HTI di situ tapi hanya ada kalimat tauhid,” tegasnya.

Demikian juga Apriansyah perwakilan dari Brigade 212 OKU. “Kami minta jangan ada aksi lagi pembakaran tauhid, kalau tidak, jangan salahkan kami umat Islam akan bertindak tegas. Membakar bendera tauhid tersebut berarti penghinaan bagi kami, sakit hati kami ummat Islam melihat perbuatan tersebut,” tegasnya dengan lantang.

Hj Indrawati langsung menerima tanggapan para peserta aksi, “Saya setuju kalau bendera yang dbakar tersebut bendera tauhid bukan bendera HTI. Jadi aspirasi kalian akan kami tampung dan kita berharap peristiwa ini jangan terulang lagi, tapi kita juga harus menjaga keadaan OKU tetap kondusif,” ujarnya.

Pertemuan ditutup dengan pernyataan dari FPUIB dibacakan H Alikhan Ibrahim yang intinya meminta pihak Kepolisian mempidana pelaku pembakaran bendera tauhid tersebut karena sudah melakukan perbuatan penistaan agama sesuai dengan pasal 156a KUHP, bendera tauhid Ar Royah dan Al Liwa bukan bendera HTI tapi merupakan panji Rasulullah, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, dan menyerukan pembubaran ormas Banser yang telah mengancam persatuan ummat Islam.

Aksi dilanjutkan dengan konvoi keliling kota sambil membawa bendera tauhid hitam dan putih.

Laporan          : Duan
Editor/Posting : Imam Ghazali

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button